Hubungan antara keluhan nyeri akibat temporomandibular disorder dengan keluhan bruksisme
S tudi epidemiologi menunjukkan bahwa banyak dari masyarakat golongan usiamuda memiliki keluhan pada sendi rahangnya. Hal ini dapat disebabkan salahsatunya karena adanya aktivitas parafungsional seperti bruksisme yang terjaditanpa mereka sadari. Tujuan penelitian adalah untuk melihat hubungan antarakeluhan nyeri akibat TMD dengan bruksisme. Penelitian observasional denganrancangan potong silang yang dilakukan pada 15 subjek penderita bruksisme dan15 subjek sebagai kontrol yang merupakan mahasiswa/i Fakultas Kedokteran GigiUniversitas Trisakti dengan rentang usia 18 sampai 24 tahun. Pengambilan datadilakukan dengan memberikan kuesioner RDC/TMD yang berupa pertanyaanmengenai nyeri orofasial. Data dianalisis dengan menggunakan program SPSS 22.Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak adanya hubungan antara keluhan nyeriakibat TMD dengan bruksisme, karena terdapat hasil yang kurang signifikandengan nilai α sebesar 0,058 yang mendekati border line dari Ho yaitu 0,05.Kesimpulan penelitian ini bahwa keluhan nyeri akibat TMD tidak dipengaruhioleh bruksisme.
E pidemiological studies showed that people at young age complaining a painproblem on the jaw. This can be caused by parafungsional activity like bruxism.The aim of the study is to examine the relationship between TMD pain due tobruxism. An observational study with cross sectional were performed in studentsof Dentistry at Trisakti University with 18 to 24 years of age, contain 15 subjectswith bruxism and 15 subjects as control. A questionnaire of RDC / TMD formabout orofacial pain were taken. All the data were analyzed using SPSS 22. Basedon the result, there is no relationship between TMD pain due to bruxism, becausethere are less significant results with α value of 0.058 were approaching theborder line of Ho. It can concluded that TMD pain are not affected by bruxism.