Hubungan penyebaran debu PM10 dengan kesehatan pekerja PT. Caltex Pacific Indonesia, Central Gathering Station 5, Area 5, Duri Steam Flood
M anusia dengan berbagai macam proses kegiatannya memberikan kontribusi yang besar untuk menimbulkan pencemaran udara, namun secara alami lingkungan memiliki sistem sendiri untuk menetralisir dan mengendapkan bahan-bahan polutan dari Baku Mutu Udara Ambien Nasional di Indonesia menetapkan 14 parameter penting untuk kualitas udara. Salah satu parameter kualitas udara adalah partikulat debu yang ada di atmosfer baik padat maupun cair. Kadar debu pada udara ambien dapat mempengaruhi kesehatan manusia.Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) PT. CPI yang memiliki wilayah operasi di Riau melakukan usaha eksplorasi minyak bumi yang tersebar diberbagai lokasi di daerah Riau. PT. CPI menggunakan juga sistem injeksi dalam usahanya untuk mengeksplorasi minyak bumi, dimana untuk menginjeksi sumur-siimur produksi digunakan dan yang diperoleh dari unit-unit steam station yang dalam proses pembakarannya menghasilkan debu sebagai emisinya. Lokasi penelitian dilakukan di Central Gathering Station 5 (CGS 5), Area 5, Duri Steam Flood (DSF)Partikulat debu merupakan benda padat yang terjadi karena proses mekanis terhadap masa padat dan dipengaruhi oleh gravitasi dalam penyebarannya diudara dipengaruhi oleh berbagai macam faktor meteorologi seperti arah angin, kecepatan angin, suhu, kelembaban, jarak Sehingga kadar debu partikulat aim berbeda pada masing-masing titik pengukuran tergantung dari sumber emisi. Hal ini akan menyebabkan kadar debu yang diterima oleh para pekerja di masing-masing lokasi berbeda-beda namun pengaruh debu pada luar ruangan relatif lebih besar daripada didalam ruangan hal ini disebabkan oleh perbedaan konsenoasi partikulat.Untuk memperkirakan konsentrasi lapangan digunakan metode Gauss yang dapat diliitung dengan menggunakan data primer dan sekunder .Sedangkan untuk pengukuran kadar debu PMID, menggunakan alat digital yaitu Grimm seri 1.100. untuk mengetahui data kesehatan pekeqa dilakukan dengan penyebaran kuesioner.Setelah melalui penelitian lapangan masing-masing 3 titik lapangan maka diketahui bahwa kadar debu yang jatuh berbeda dengan perhitungan teori. Dalam uji statistik menggunakan keluhan pemafasan sebagai variabel terikat dan kadar debu, umur, masa k‹nja, riwayat merokok sebagai variabel bebas.Melalui uji statistik maka diketahui bahwa kadar debu pada lokasi kerja dan pada ruangan connol room tidak signifikan dengan keluhan pemafasan para peke;ja haI ini dibuktikan melalui uji wald dimana diketahui bahwa rzsiitu relaiifi peke a terkena gangguan pemafasan di 4 tempat pengukunui adalh 1,009 kali, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kadar debu PMio di lokasi CGS 5, Area 5, DSF tidak me ipengaruhi fungsi pemafasan para pekerja.
H uman by many activities process give the large contribution to air pollution, but environment has the naturally neutralization system and to adapt the pollutant matter . The National Ambient Air Quality Raw of Indonesia determine11 important parameter to air quality. One of air quality parameter is particulate/ash in atmosphere in both water or solid. Ash degree in ambient air can be influenced human health.To meet of human oil fuel needs (BBM), PT. CPI which has operation area in Riau performs exploration of earth oil in many location of Riau. PT. CPI also uses the injection system to explores earth oil, where for inject production dig is used the favor from steam station units in burning process which produce ash/particulate as its emission. The research location in Central Gathering Station (CGS 5), Area , Duri Steam Flood (DSF).As particulate is the solid object that ocr.iir because mechanism process te solid mass and it influenced by gravitation of air distribution, it is influenced by many meteorological factors such as wind, speed. temperature, humidity, and distance. In order to the ash particulate will differ in each measurement spot depend on emission source. This case will results ash degree which feel by worker in different location but the ash influencing in external space relative highly than in internal space that caused by different of particulate concentration.To estimate the field concentration is used Gauss Method which calculate by the primary and secondary data. Whereas to measure PMU ash/particulate rate by digital tools, Grimm Series 1.100 to know the staff health data by questionnaire.After field research, each field spots so can be known that ash or particulate rate is différ by calculation theory. In statistical test by breathing complaint as dependent variable and ash rate, age, job period, smoke history as independent variable.By the statistic test so it is known that ash rate in job location and in control room is insignificant by worker or staff breathing complaint, it cen evident by Wald Test, where the worker relative tisk tD breathinq complain in location is 1,009 times, so it can concluded that ash rate of PM in CGS 5, Area , DSF is not influence the breathing function of workers,