Penyisihan COD, TSS, dan warna limbah cair laundry jeans menggunakan reaktor biofilter gabungan bermedia keramik dengan penambahan koagulan alum dan soda abu
S aat ini terdapat banyak industri tekstil di Indonesia, baik dalam skala besar maupun keci|. Salah satu bagian dari industri pencucian atau laundry. Kawasan industri laundry yang cukup besar di Jakarta terdapat di Sukabumi Selatan, Jakarta Barat. Limbah industri ini mengandung zat tersuspensi dan bahan organik tinggi, yang dapat mencemari lingkungan karena langsung dibuang ke perairan tanpa melalui pengolahan. Untuk itu, dilakukan penelitian untuk mengolah limbah laundry jeans menggunakan reaktor biofilter gabungan bermedia keramik.Bioreaktor lekat diam terendam adalah sebuah realdor yang berbentuk persegi atau bulat, yang diisi dengan media berongga (Horan, 1990). Media ini berfungsi sebagai tempat pertumbuhan mikroorganisme. mikroorganisme akan tumbuh dan melekat pada permukaan media dan membentuk suatu lapisan lendir, yang disebut lapisan biofilm.ModeI reaktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah reaktor kontinyu dengan volume 158 L yang mempunyai 5 buah zona dengan 3 zona berisi media keramik. Tahapan dalam penelitian ini adalah seeding, aklimatisasi, penelitian inti I dan penelitian inti II. k/np yang dilakukan adalah seeding alami secara kontinyu dalam reaktor menggunakan limbah cair domestik pada waktu tinggal 72 jam. Aklimatisasl dilakukan dengan cara mengganti limbah domestik secara bertahap dengan limbah cair laundry pada waktu tinggal 72 jam, hingga limbah domestik 100% tergantikan oleh limbah laundry jeans. Penelitian inti I adalah pengoperasian kontinyu dengan variasi waktu tingkat 72 jam, 48 jam, dan 24Jam, IaIu dilanjutkan dengan penelitian inti II, yaitu pengoperasian kontinyu pada waktu tinggal 24 jam dengan variasi dosis koagulan alum dan soda abu sebesar 250 mg/L dan 400 mg/L Penelitian inti I dimulal dari waktu tinggal terlama, yaitu 72 jam, 48 jam, hingga 24 jam. Hasil penelitian inti I adabh efisiensi penyisihan konsentrasi COD sebesar 90,8%, 78,4%, dan 62,5%; efisiensi penyisihan konsentrasi TSS sebesar 97,45 , 95,9%, dan 95,7% dan eflsiensi penyisihan konsentrasi warna sebesar 91,1%, 80,7%, dan 48,7% . Berdasarkan Baku Nutu Kep-Nen 51/NENKLH/10/1995 untuk parameter COD dan TSS dan KEP. GUB. KDO JAKARTA NO. 582 TH 1995 untuk parameter wanna, hanya efluen pada waktu tinggal 72 jam yang memenuhi syarat. Penyisihan organik terbesar teqadi pada waktu tinggal 24 jam, yaitu sebesar 0,736 kg COD/m3.hari. Hasil penelitian inti II adalah efisiensi penyisihan konsentrasi COD, TSS, dan warna pada dosis alum dan soda abu 250 mg/L sebesar 76,3a/a, 96,8’/o, dan 81,1%, sedangkan efisiensi penyisihan konsentrasi COC, TSS, dan wanna pada dosis alum dan soda abu 400 mg/L sebesar 78,8°/a, 98,6%, dan 92,8%. Dart hasil penelitian inti II, efluen yang memenuhi Baku Nutu adalah pada waktu tinggal 24 jam dengan dosis alum dan soda abu sebesar 400 mg/L. Penyisihan organik terbesar terjadi pada dosis alum dan soda abu 400 mg/L, yaitu sebesar 0,924 kg COD/m3.hari. Berdasarkan hasil identifikasi, mikroorganisme yang berperan dalam proses pengolahan ini adalah Basilus Eubâfis, Elapfiylacoccus Aureus, Pseudomanas Aerupinasa, dan filapfiylacaccus Albus. Nenurut Star (1981), bakteri yang berasal dari genus Pseudomonas dapat menguraikan senyawa organik dan warna dengan baik.
N owadays there are numerous textile industries in Indonesia, both in large and small scales. Laundry industry is a part of small textile industries. One of the biggest laundry industry district in Jakarta is in Sukabumi Selatan, West Jakarta. Wastewater from this industry contains suspended solids and high organic materials, which can contaminate the environment if being thrown away straight to the riversystem without being processed first. Therefore, this research is being conducted to decrease the pollutants concentratlon of laundry jeans industry wastewater using combined biofilter reactor with ceramics media.A fixed film bioreactor is a square or round reactor filled with media (Horan, 1990). This media is used as a place for microorganisms’ growth. Microorganisms grew and attached to the media surface and formed a slime layer called biofilm layer.The type of reactor that is used in this research is a continuous flow reactor which has a quantity of 158 L and divided into 5 zones, 3 of them are filled with ceramics media. The stages of this research include seeding, acclimatization, main research I, and main research II. Seeding is done in a natural way, by directly flowing dorrtestic wastewater into the reactor with retention time of 72 hours. Acclimatization is done gradually by replacing domestic wastewater with laundry jeans wastewater in 72 hours retention time, until domestic wastewater is 100% replaced. Nain research I is a continuous operation using 72 hours, 48 hours, and 24 hours retention time. This stage is continued with main research II, using 24 hours retention time with a dose variety of alum and soda ash, i.e 250 mg/L and 400 mg/L.Nain research I was conducted by using the longest retention time of 72 hours, 48 hours, until 24 hours. The results from this stage as follows: removal efficiency of COD are 90,8a/ , 78,4’/o, and 62,5%; removal efficiency of TSS are 97%, 95,9 %, and 95,7%; and removal efficiency of color are 91,1%, 80,7%, and 48,7%. According to the standards of Kep-Nen 51/NENKLH/10/1995 for COD and TSS parameter and KEP. GUB. KDKI JAKARTA NO. 582 TAHUN 1995 for color parameter, only the 72 hours retention ame effluents are qualified. The highest organic removal is 0,736 kg COD/m3.day, occurred in the 24 hours retention time. The results from main research II as follows: removal efficiency of COD, TSS, and color using 250 mg/L dose of alum and soda ash are 76,3%, 96,8% , and 81,1%, while removal efficiency of COD, TSS, and color using 400 mg/L dose of alum and soda ash are 78,8%, 98,6%, and 92,8%. The effluents which are qualified through the standards are from 24 hours retention time using 400 mg/L dose of alum and soda ash. The highest organic removal in this stage is 0,924 kg COD/m3.day, occurred in the 400 mg/L dose of alum and soda ash. Based on the identification result, microorganisms which took part in this treatment were BasiIus SubfiIis, :fitaphylococcus b u/eus, Pfieudomonas Aemginasa, and :fitaphylococcus lobes. According to Starr (1981), genus Pseudomonas bacteria decreases color and organic materials quite well.