L Laut Indonesia memiliki potensi energi alam terbarukan yang dapat dimanfaatkan sebagai penghasil energi listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL). PLTGL terdiri dari beberapa komponen yaitu; Pelampung baja yang berisi udara fungsinya untuk mernerima ombak dan menggerakkan kompoenen kedua yaitu pompa hidrolik. Pompa hidrolik menghasilkan tekanan dan menjadi energi kinetik. Komponen ketiga adalah turbin yang akan mengubah energi kinetik menjadi energi listrik. Pelampung baja selalu berkontak langsung dengan air laut yang bersifat sangat korosif sehingga pemilihan material pelampung dan metode perlindungannya adalah krusial. Pemilihan material baja sebagai pelampung di PLTGL harus direncanakan sebaik mungkin supaya pelampung baja tersebut dapat bertahan dari korosi. Beberapa material yang dipilih untuk disimulasikan pada penelitian ini adalah baja ST37 dan Stainles steel. Adapun metode perlindungan korosi adalah anoda korban. Aluminium sebagai anoda korban dengan porositas 0, 1, 5 dan 10 lubang dan dilakukam dua perlakuan yaitu direndan dan terapung di air laut selama 24 jam, 168 jam, 336 jam, 504 jam dan 672 jam. Lalu disimulasikan dilakukan penimbangan dan analisa hasil dan laju korosi dengan metode kehilangan berat. Berdasarkan data pada penelitian ini didapatkan bahwa ST37 laju korosi katoda tanpa anoda pada semua waktu rendam adalah lebih rendah dibandingkan dengan bila menggunakan anoda. Dikarenakan kurangnya reaksi elektrokimia. Sedangkan Stainless Steel merupakan material yang yang Laju korosinya paling rendah dikarenakan kandungan kromium yang tinggi.