Kajian hubungan antara tingkat kebisingan dengan ketinggian dalam kaitannya dengan kebisingan di gedung - gedung bertingkat
D Ditinjau dari sudut pandang lingkungan, kebisingan termasuk kategori pencemaran karena dapat menimbulkangangguan terhadap kenyamanan dan kesehatan manusia. Salah satu informasi lingkungan yang dapat digunakan sebagai dasar penelitian tentang pengendalian kebisingan lingkungan yaitu dengan mengetahui pola tingkat kebisingan yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mencari kaitan antara pengaruh ketinggian gedung dengan tingkat kebisingan.Kebisingan merupakan bunyi yang tidak dikehendaki karena tidak sesuai dengan konteks waktu dan tempat sehingga menimbulkan gangguan pada kehidupan manusia. Dari sudut pandang lingkungan kebisingan adalah masuk atau dimasukkannya energi bunyi kedalam lingkungan hidup sedemikian rupa sehingga menggangguperuntukkannya.Penelitian ini didasarkan pada metode propagasi bunyi diluar ruangan. Obyek pengukuran kebisingan yaitu gedung PUSARPEDAL dengan menggunakan sumber bunyi statis dengan sinyal pembangkit white noise yang diperkuat dengan amplifier dan .. loudspeaker. Data diambil dengan cara melakukan pengukuran tingkat tekanan bunyi atau Lp ukur pada setiap titik mash dengan jarak sumber yang berbeda yaitu 2m, 4m. Sm, dan16m, di dua lokasi yang berbeda pula. Nilai tingkat daya bunyi dari sumber digunakan untuk mengukur nilai tingkat tekanan bunyi secara teoritis berdasarkan metode propagasi. Nilaitingkat tekanan bunyi hasil pengukuran dibandingkan dengan nilai perhitungan teroritis untukmendapatkan nilai atenuasi.Data hasil pengukuran diregresikan dengan menggunakan software excel. Untuk setiap baris pada mash dicari nilai median Lp ukur untuk mendapatkan persamaan regresi.Persamaan yang didapat yaitu : Y = - 0.0062 X3 + 0.0112 xl- - 0.9;208 x + 63.633 merupakanpersamaan model untuk mencari nilai l:p pada jarak sumber 2m pada lokasi 1 frekuensi 1KHz. Dari persamaan ini diC:lapatkan nilai ~P paCla ketinggian 0.5m sebesar 63.2 dB dan pada ketinggian 8.5m sebesar 52.8 dB. Berdasarkan fiasil perhitungan secara teoritis, didapatkan nilai Lp yang berbeda dengan Lp ukur. Hal ini disebabkan oleh adanya atenuasi akibat kondisi lingkungan pada pengukuran. Pada beberapa titik dari mash ditemukan nilai atenuasi negatif akibat adanya suatu penguatan bunyi yang berasal dari faktor lain.Dari hasil perbandingan persamaan model dengan Lp u.kur asli dan Lp teoritis dapatdilihat bahwa pada keseluruhan jarak sumber temyata persamaan modelnya mempunyai pola yang hampir sama dan mendekatl Lp teoritis dimana hal ini menandakan terjadinya penurunan kebisingan dengan bertambahnya ketinggian. Oleh karena itu persamaan model dapat diterima sebagai persamaan untuk prediksi kebisingan terhadap ketinggian gedung bertingkat karena tidak menyimpang dari persamaan teoritis dan setelah dibandingkan dengan hasil pengukuran aslinya, grafik tersebut mempunyai pola yang sama. Jika dilihat dari bertambahnya jarak sumber dari penerima, menurut kaidah lnvers Square law atau Hi.drum Kelipatan Jarak maka nilai Lp akan semakin berkurang dengan bertambahnya jarak. Pada titik terendah dengan jarak sumber bunyi 2m nilai Lp sebesar 63.1 dB dan pada jarak sumber 16m nilai Lp sebesar 48.1 dB.Dari hasil pengukuran didapatkan 8 buah persamaan model untuk 4 jarak yangberbeda pada 2 lokasi yang juga berbeda. Atenuasi yang terjadi tidak banyak berpengaruh dalam penurunan nilai Lp sampai dengan jarak sumber 16m, melainkan tejadi penguatan akibat faktor lain. Hal ini terbukti dari nilai Lp teoritis yang lebih kecil dari Lp ukur.