Kajian tingkat kebisingan pesawat udara di Bandara Udara Sultan Thaha, Jambi, Provinsi Jambi
B Bandar Udara Sultan Thaha merupakan bandara Provinsi Jambi yang memiliki satu landasan pacu dengan dimensi 2.220 m x 45 m dan sudah di lengkapi dengan Instrument Landing System (ILS), bandar udara provinsi ini dalam sehari melayani 38 penerbangan menuju beberapa kota yang ada di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui intensitas kebisingan pada kawasan bandar udara terutama pada lokasi di sekitar area landasan pacu dan pemukiman sekitar area landasan pacu, menghitung indeks kebisingan dengan metode WECPNL (Weighted Equivalent Continuous Perceived Noise Level) dan membuat Kontur Tingkat Kebisingan (Noise Level Contour. data primer yaitu data intensitas kebisingan diperoleh dengan melakukan pengukuran langsung di lapangan menggunakan alat Sound Level Meter yang dilakukan pada saat adanya aktifitas pesawat terbang mendarat ataupun tinggal landas antara jam 06.00 – 21.00 WIB. Pengambilan data dilakukan saat adanya aktivitas pesawat seperti saat tinggal landas (takeoff) atau saat mendarat (landing). Data sekunder yaitu meliputi data frekuensi pergerakan pesawat, jenis pesawat yang digunakan maskapai penerbangan, dan layout bandar udara yang berasal dari PT Angkasa Pura II selaku instansi pengelola bandar udara Sultan Thaha. Titik pengukuran ditetapkan berdasarkan rekomendasi ICAO (International Civil Aviation Organization) dan menghitung indeks kebisingan menggunakan metode WECPNL (Weighted Equivalent Continuous Perceived Noise Level). Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas tertinggi terletak pada titik 10 dengan jarak 300 meter sejajar dengan landasan pacu dan merupakan posisi awal pesawat (Starting Point) yang memiliki intensitas sebesar 95,7 dB(A). Hasil WECPNL tertinggi berada pada titik 10 yang berlokasi di Kampung Organik dengan nilai sebesar 71,45 dB(A). kebisingan tertinggi ditimbulkan oleh pesawat Boeing 737-500 berkisar antara 66 dB(A) – 85 dB(A) . Dari hasil Peta kontur tingkat kebisingan menunjukkan terdapat 3 kawasan kebisingan dan titik 10 yang memiliki nilai sebesar 71,45 dB(A) masuk dalam kawasan tingkat I.
S Sultan Thaha Airport is the airport of Jambi province which has one runway. This airport serve 38 flights a day to several cities in Indonesia. The airport has one runway with dimensions of 2.220 m x 45 m and already equipped with Instrument Landing System (ILS). The aim of this research is to know the noise intensity at the airport especially around the runway and settlement area, calculate the noise index with the WECPNL (Weighted Equivalent Continuous Perceived Noise Level) method and make Noise Level Contour. The primary data is noise intensity obtained by doing direct measurements in the field using Sound Level Meter that is done while the activity of aircraft landed or take off between 06.00 – 21.00 WIB. Secondary data are the frequency of aircraft movement, the type of aircraft used by airlines, and airport layout from PT Angkasa Pura II as an Sultan Thaha airport management. The measurement point is based on ICAO (International Civil Aviation Organization) and calculates the noise index using WECPNL (Weighted Equivalent Continuous Perceived Noise Level) . The results show that the highest intensity is at point 10 with a distance 300 meter parallel to the runway and it’s the starting point of the plane which has an intensity of 95,7 dB(A). The highest WECPNL result is at point 10 located at Kampung Organik with a value of 71,45 dB(A). The highest noise generated by the Boeing 737-500 aircraft. The contour map shows that thera are 3 noise areas and point 10 entry in the 1st level area which has a value of 71,45 dB(A).