Perbandingan tingkat kebisingan antara unit produksi spinning dan weaving di industri synthetic textil mills serta dampaknya pada kesehatan kerja
P Pemakaian mesin-mesin dalam mengolah clan memproduksi barang yang clibutuhkan manusia, seringkali menimbulkan kebisingan. Efek samping yang ditimbulkan dapat merugikan kesehatan tenaga kerja, terutama ketulian.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat kebisingan pada UnitProcluksi Spinning dan Weaving serta pengaruhnya pada kesehatan pekerja di PT Industri Synthetic Textille Mills (PT. ISTEM ). Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan menggunakan alat Sound Level Meter pada ruangan Unit Produksi Spinning dan Unit Produksi Weaving sesuai dengan Standar OSHA (Occupation Safety and Health Act) dan penyebaran kuisioner kepada 92 responclen yaitu 70 responden berasal dari Unit Spinning dan 22 responden dari Unit Produksi Weaving.Pengukuran bising pada Unit Produksi Spinning terbagi atas 4 titik sampling dan Unit Produksi Weaving terbagi atas 5 titik sampling yang dianggap mewakili sumber bising unit produksi tersebut. Hasil pengukuran bising untuk Unit Produksi Spinning mempunyai nilai rata• rata bising tertinggi sebesar 92,13 dB(A) clan nilai terenclah sebesar 87,37 dB(A) yang berarti melebihi Baku Mutu Kep MENAKER No. 51 tahun 1999 sebesar 85 dB(A) untuk 8 jam kerja I hari. Pada Unit Weaving hasil pengukuran rata-rata bising tertinggi sebesar 93,61 clB(A) clan nilai terenclah sebesar 74,49 clB (A). Hasil Kuisioner terhaclap 92 responclen menyatakan bahwa 62 responden atau67,39 % mengalami gangguan pendengaran berupa telinga berdenging atau pekak dan sebanyak 35,36 % atau 33 orang mengalami gangguan komunikasi yaitu berbicara berulang-ulang pada saat bekerja clan 34,78 % atau 33 orang selalu menggunakan alat pelindung diri ( ear plug) serta hasil tes pendengaran menyatakan 44,56% atau 41 orang mengalami gangguan pendengaran.Dari hasil Statistik menggunakan metocle regresi logistik menunjukkan bahwa pada Unit Spinning terdapat hubungan signifikan antara umur pekerja dan masa kerja terhadap risiko gangguan pendengaran dengan nilai Sig 0,010 dan o,o.Gg.)< 0,05, Sedangkan pada Unit Produksi Weaving rerdapar hubungan signifikan antara kebisingan dengan risiko gangguan pendengaran dengan hasil Sig 0,049 <0,05.
M Machine application in manufacture and produce thing for human needs is often cause noise. Bad effect can cause worker health injure, especially deaf.Main purpose of this research is to know noise level at Spinning Produce Unitand Weaving also the influence to PT. ISTEM worker health.Noise level measurement is use appliance of Sound Level Metre at SpinningProduce Unit and Weaving Produce Unit according to OSHA ( Occupation Safety and Health Act ) standard and quisioner given to 92 responder that is 72 responder came from Spinning Unit and 20 responder of Weaving Unit.Noise level measurement in Spinning Unit divided to the 4 sampling dot andWeaving Unit divided to 5 sampling dot which every sampling dot assumed represent source of production unit noise.Noise level measurement from Spinning Unit have highest noisy averagevalue equal to 92,13 dB(A) and low value equal to 87,37 dB(A) meaning to exceed quality standard MENAKER No. 51 year 1999 rqual to 85 dB(A) for 8 hours /day. Weaving Unit result of highest noise level measurement is.93,61 dB(A) and lowest value equal 74,49 dB(A).Quisioner result of 92 responder says that 62 responder or 67,39 % havehearing trouble such as tingle earing or dull and 35,36 % or 33 responder have communication trouble such as repeatedly talk at working and 34,78 % or 33 responder always use self protector tool ( ear plug )and also hearing test result says44,56 % or 41 responder have eraing trouble.From statistic result use regression logistic methode. Spinning Unit have significan relation between worker age and working year to hearing trouble risk with Sig value 0,010 and 0,005 < 0,05, while Weaving Unit have Significan relation between noise level with hearing trouble risk with Sig result 0,049 < 0,05.