Kajian tingkat kebisingan akibat aktivitas di Terminal Bus Senen, Jakarta Pusat
P Pertumbuhan penduduk meningkatkan kebutuhan pelayanan terhadap transportasi. Peningkatan transportasi dapat menyebabkan masalah kebisingan. Salah satu prasarana transportasi yang berpotensi menimbulkan kebisingan adalah terminal bus.Terminal Bus Senen yang tergolongtipe B menempati area seluas 3.675 m2 dan melayanisekitar 250 bus (26 trayek) danratusanmikrolet (6 trayek) dapat memiliki potensi kebisingan. Maksud penelitian ini untuk mengetahui kebisingan di Terminal Bus Senen yang diakibatkan dari berbagai aktivitas di dalamdan di sekitar terminal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kebisingan ekuivalen (Leq) 24 jam,membandingkan dengan baku mutu, menganalisis hubungan tingkat kebisingan terhadap volume dan kecepatan kendaraan yang melintas, menganalisis hubungan tingkat kebisingan terhadap V/C rasio kendaraan, menganalisis ketergangguan masyarakat akibat kebisingan yang timbul melalui kuesioner, dan memetakan sebaran tingkat kebisingan dengan pembuatan peta kontur kebisingan. Teknik pengambilan data dilakukan menggunakan Sound Level Meter untuk mengukur Leq lingkungan dan lalu lintas di 9 titik pada bulan Desember 2016 - Januari 2017. Pemetaan tingkat kebisingan di kawasan Terminal Bus Senen menggunakan softwareSurfer 11. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Leq tertinggi berada pada titik 4 (Tepi Jl. St. Senen) sebesar 72,5 dB(A) yang sudah melebihi baku mutu kebisingankawasan terminal yang seharusnya 70 dB(A) menurut KepGub DKI Jakarta No. 551/2001, dan Leq terendah di titik 8 (Permukiman) sebesar 68,3 dB(A) yang juga sudah melampaui baku mutu kebisinganuntuk kawasan permukiman yang seharusnya 55 dB(A) berdasarkan KepMenLH No. 48/1996. Perbandingan antara tingkat kebisingan dengan jumlah kendaraan pada hari Jumat memiliki nilai R2= 0,5727 yang menandakan adanya hubungan antara tingkat kebisingan dengan jumlah kendaraan yang melintas. Berdasarkan hasil analisis V/C ratio didapatkan nilai R2= 0,6907 yang menunjukkan pelayanan jalan di Jl. St. Senen dan Jl. Gunung Sahari termasuk dalam kategori C, yaituarus stabil tapi kecepatan dikendalikan. Dari 90 kuesioner yang disebar, sebanyak 89% responden merasa terganggu akibat kebisingan terminal. Saran yang dapat diberikan antara lain penertiban angkutan umum untuk menghindari penumpukan yang menyebabkan kemacetan yang berkontribusi terhadap kebisingan, menertibkan kendaraan yang memodifikasi kendaraan tidak sesuai dengan standar.
P Population growth increases the need for transportation services. Increased transportation can cause noise issues. One of the transport infrastructures that could potentially cause noise is the bus terminal. Senen Bus Terminal is classified as Type B occupies an area of 3,675 m2 and serves about 250 buses (26 routes) and hundreds of minibus (6 routes) may cause noise pollution. Purpose of this study is to determine noise in Senen Bus Terminal as a result of activities in and around the terminal. This study aims to analyze the equivalent sound level (Leq) 24 hours, compared with the standard quality, to analyze the relationship between the noise level and the volume and speed of vehicles, to analyze the relationship between the noise level and the V/C ratio of vehicle, to analyze the level of disturbance of society due to noise through questionnaires, and mapping the distribution of the noise level with noise contour. Data are collected using the Sound Level Meter to measure Leq environment and traffic at 9 locations in December 2016 - January 2017. Mapping the noise level in the area of Senen Bus Terminal is using the software Surfer 11. The results indicate that the highest Leq is 72.5 dB(A) at Location 4 (edge of Jl. St. Senen) that already exceeded the noise standard of terminal of 70 dB(A) according to Governor DKI Jakarta Decree No. 551/2001, and the lowest Leq is 68.3 dB(A) at Location 8 (residential) which also goes beyond the noise standard for residential area of 55 dB(A) based MoE Decree No. 48/1996. Comparison between the noise level with the number of vehicles on Friday has a value of R2 = 0.5727, which indicates there is relationship between the noise level with the number of passing vehicles. Based on the analysis V/C ratio values obtained R2 = 0.6907 which shows the service road on Jl. St. Senen and Jl. GunungSahari is in category C, which the flow was steady but controlled pace. Of the 90 questionnaires distributed, as many as 89% of respondents felt disturbed by noise terminal. Advice can be given, among others, control of public transport to avoid the buildup that causes congestion that contribute to noise, curb vehicle which modifies the vehicle is not in accordance with the standard