Rancang bangun model distribusi produk bahan bakar premium pada unit usaha transportir PT Patra Niaga di Depot Pertamina Plumpang untuk kawasan provinsi DKI Jakarta
K Komoditas bahan bakar premium merupakan salah satu jenis bahan bakar yang sering digunakan untuk kendaraan bermotor di Jakarta, baik itu angkutan umum, sepeda motor ataupun mobil. Dengan kondisi seperti ini, maka produk premium menempati urutan tertinggi untuk proses distribusinya dibandingkan dengan komoditi bahan bakar lainnya. Tercatat total keseluruhan order produk premium mencapai 10,624 Kilo Liter. Selama bulan Desember 2009, total biaya bahan bakar yang dikeluarkan mencapai Rp. 1,092,459,244 dengan total jarak tempuh 4,459 Km. Berdasarkan basil rute dan biaya bahan bakar yang dihasilkan pada bulan Desember 2009 , maka perlu dilakukan suatu rancang bangun model distribusi yang dapat meminimasi biaya bahan bakar serta mendapatkan rute optimum. Berdasarkan basil rancang bangun model distribusi mengggunakan algoritma genetika, melalui operator pindah silang dan mutasi, dihasilkan rute dengan jarak tempuh sebesar 4,165 Km serta biaya transportasi sebesar Rp. 1,016,955,208. Sehingga terdapat selisih antara model perusahaan dengan model usulan, yaitu selisih jarak tempuh sebesar 294 Km dan selisih untuk biaya bahan bakar sebesar Rp. 75,504,036.
T The premium fuel commodity is one kind of fuel which often using by vehicles in Jakarta, both public transport, motorcycle and car. With these circumstances, the Premium products occupy the highest order for processes their distribution compared with other commodities. Recorded the total premium products achieving 10,624 Kilo Liter order. During December 2009 , total fuel cost incurred reached Rp. 1,092,459,244 with total mileage 4,459 km. Based on the route and fuel cost resulting in December 2009, then need to devise done up a distribution models which can get minimize fuel cost and optimum route. Based on the designed models distribution up using genetic algorithms, through crossover operation and mutation, produced by route mileage 4,165 miles and transportation costs amounting to Rp.1,016,955,208. So there is the difference between model proposal and corporate model namely difference mileage of 294 miles and discrepancy to fuel cost Rp.75,504,036.