Studi evaluasi penyebaran pencemaran udara parameter SO2 dan NO2 dengan passive gasses sampler pada 5 kawasan di kota Bogor
D Dalam studi evaluasi pencemaran udara parameter SO2 dan NO2 pengambilan sampel dilakukan di 5 kawasan, yaitu Jl. Pajajaran, Jl. Jalak harupat, Balikota, Jl. Otto-Iskandardinata, dan Kebun Raya. Pengukuran konsentrasi pencemaran udara parameter SO2 dan NO2 dengan metode passive sampler. Pengukuran terhadap parameter pencemar udara SO2 dan NO2 dilakukan pada awal bulan November 2003 sampai dengan awal bulan Januari 2004 dengan 4 kali pengukuran. Pemantauan kualitas udara ambien diperlukan untuk memberikan informasi tentang kondisi pencemaran udara dan distribusi polutan SO2 dan NO2 di kawasan penelitian. Indikasi pencemaran udara di kelima kawasan penelitian di Bogor adalah emisi kendaraan bermotor dan kemacetan lalulintas. Hasil pengukuran dihitung nilai ISPU sehingga didapat kategori dari konsentrasi yang trukur untuk masing-masing kawasan dan parameter. Hasil pengukuran di lapangan didapat Konsentrasi tertinggi selama 4 kali pengukuran adalah 19,578 ug/m3 untuk NO2 terjadi di Balikota dengan nilai ISPU 35,24 berkategori sedang, tetapi konsentrasi tertinggi terjadi di balaikota sebesar 6,505 ug/m3 tetapi masih memiliki nilai ISPU 4,0658 dengan kategori baik. Dari hasil pengukuran kemudian dibandingkan dengan hasil perhitungan dengan menggunakan rumusGaus untuk sumber garis. perhitungan dengan menggunakan rumus Gauss untuk sumber garis menunjukkan hasil yang berbeda dengan hasil pengukuran di lapangan. Untuk parameter SO2 rata-rata hasil perhitungan lebih kecil dari pengukuran di lapangan. hal ini dikarenakan oleh konsumsi bensin/solar per kendaraan i km lebih besar dari kenyataan, kadar sulfur yang sangat kecil dalam bensin yaitu sebesar 0,1 % dan dalam solar sebesar 0,5%, fluktuasi jumlah kendaraan yang berbahan bakar bensin dan solar, serta pola angin yang berubah-ubah . Sedangkan untuk parameter NO2 hasil perhitungan lebih besar dari hasil pengukuran di lapangan. Hal ini disebabkan karena asumsi pemakaian bensin per kendaraan i km lebih besar dari kenyataan. Dari hasil analisa korelasi dan regresi, didapat hasil untuk parameter NO2 koefisien korelasinya sebesar 0,9094227 dan koefisien determinasi sebesar 0,8270497. Hal ini menunjukkan bahwa volume kendaraan berpengaruh sebesar 82,7% terhadap konsentrasi NO2 di lapangan. Sedangkan untuk parameter SO2 didapat hasil koefisien korelasi sebesar 0,9154168 dan koefisien determinasi sebesar 0,837988. Hal ini menunjukkan bahwa volume kendaraan berpengaruh sebesar 83,8% terhadap konsentrasi SO2 di lapangan.
E Evaluasi study of air pollution distribution by SO2 and NO2 parameter through passive gasses sample, the sampling taken in 5 Region, such as Pajajaran street,Jalak Harupat street, Otto-Iskandardinata street, Balaikota, and Kebun Raya. Measurement of air pollution concentration of SO2 and NO2 parameter done by Passive Gasses Sample Method. measurement to pollution of SO2 and NO2 parameter is performed in early November 2003 until early January 2004 by 4 times. Observation to ambien air quality is necessary to give information about air pollution condition and pollutant distribution of SO2 and NO2 in research location. The indications of air pollution in fifth region of Bogor consist of vihicle emission and traffic jam. measurement efford is calculated ISPU value, so it is obtained category and concentration from each parameter and region. Measurement effor in filed is obtained highly concentration during 4 times measurement is 19.578 ug/m3 to NO2 which occurred in Balaikota by ISPU value 35.24 by midle category, but this concentration still under ambient air standard quality. Whereas to SO2 higher concentration in balaikota is 6.505 ug/m3 but still ISPU value 4.0658 which categorized good. The measurement result then compared by the calculating result using Gauss formula to line sourcing. Calculating is performed by Gauss formula to Line Sourcing shows different result by measurement in field. For SO2 parameter, the average of calculating result is smaller compared measurement in field. It is caused by Gas (Solar/Bensin) consumption per vehicle shows i km more in factually, Sulphur content to Bensin relative smaller is 0,1% and in Solar is 0,5%, total fluctuation to vwhicle with using Bensin and Solar, and uncertain wind pattern which is always changed. Whereas to NO2 parameter. This calculating result is higher from measurement in field. It is caused by the assumption of Bensin comsumption pe vehicle is 1 km much more than reality. From correlation and regression analysis it is obtained that to NO2 Parameter has coefficient correlation value is 0,9094227 and determination coefficient value is 0.8270497. It shows that the vehicle quantity has influencing 82,7% to NO2 concentration in field. Whereas to SO2 parameter, obtained that the correlation coefficient value 0,9154168 and determination coefficient value is 0.837988. It shows that influence of vehicle quntity has influencing is 83,8% to SO2 concentration in field.