Intervensi ergonomi untuk mengurangi beban kerja mental dan fisik pada karyawan produksi di PT. Karsa Wijaya Pratama
P Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat beban kerja fisik dan mental yang dialami oleh karyawan produksi pada PT. Karsa Wijaya Pratama pada proses produksi produk Checking Fixture yang di duga memiliki aktivitas kerja yang berat dan jam kerja padat. Intervensi Ergonomi merupakan sebuah tindakan untuk mengurangi Tingkat Beban Kerja Mental dan Fisik. Beban kerja mental teridentifikasi berdasarkan hasil pengukuran menggunakan metode Nasa-TLX dengan pembobotan beban kerja menggunakan metode pairwise comparison, hasil pengukuran kepada 11 Karyawan produksi menunjukan hasil bahwa karyawan Milling 1 memiliki skor 77.66, Milling 2 75.67, Milling 3, Milling 4 76.33, Milling 5 75.33, Cutting 77, Bubut 68.67, Assembly 79.67,CNC 7,Welding 74.67 Painting 73.33 yang berarti semua karyawan memiliki katagori beban kerja mental tinggi. Beban kerja fisik teridentifikasi berdasarkan hasil pengukuran Konsumsi Energi yang menunjukan hasil kayawan Milling 5 memiliki kebutuhan 352,68 kkal/jam, Cutting 356,34 kkal/jam dan Welding 360 kkal/jam sehingga karyawan tersebut memiliki katagori beban kerja berat. Perhitungan beban kerja fisik menggunakan metode brouha menunjukan karyawan milling 5, cutting, welding memiliki hasil denyut nadi Pemulihan 1 dikurangi denyut nadi pemulihan 2 kurang dari 10 dan denyut pemulihan 3 lebih dari 90 sehingga dibutuhkan perbaikan kerja.
T The purpose of this study is to measure and reduce the level of physical and mental workload that has been experienced by production workers at PT. Karsa Wijaya Pratama in the production process of Checking Fixture are suspected of having heavy work activities and heavy working hours. Ergonomics intervention is an action to reduce the level of mental and physical workload. The mental workload is identified based on the measurement of 11 workers using Nasa-TLX method by weighting workload with pairwise comparison. The result shows that Milling 1 workers have a score of 77.66, Milling 2 75.67, Milling 3, Milling 4 76.33, Milling 5 75.33, Cutting 77, Bubut 68.67, Assembly 79.67, CNC 7, Welding 74.67 and Painting 73.33 which means all workers in the category of mental workload are high. Physical workload is identified based on measurement of energy consumption. The Result shows Milling 5 workers has a requirement of 352,8 kcal / hour, Cutting 356,34 kcal / hour and Welding 360 kcal/hour so that the worker has a heavy workload category. Physical workload using the brouha method identifies milling 5 worker, cutting worker, welding worker has the result of a recovery pulse 1 minus a recovery pulse 2 less than 10 and a recovery pulse 3 more than 90 so that work repairs are needed.