Hubungan konsumsi minuman berkafein dengan ansietas pada mahasiswa/I Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
B Banyak penelitian mendeskripsikan tingkat ansietas pada mahasiswa/i kedokteran.Konsumsi minuman berkafein pun menjadi pilihan mahasiswa/i kedokteran dalammeningkatkan produktivitas belajar. Sejumlah penelitian menunjukkan terdapathubungan yang bermakna antara kafein dengan ansietas, sedangkan beberapapenelitian lainnya menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna di antarakeduanya. Hal ini menunjukan masih diperlukannya penelitian untuk mengetahuiada tidaknya hubungan yang bermakna antara konsumsi kafein dengan ansietas. Penelitian ini merupakan sebuah studi cross-sectional yang mengikutsertakan 310mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta sesuai kriteriainklusi-eksklusi penelitian. Data diperoleh dengan pengisian kuesioner yangterdiri atas kuesioner sosiodemografi, kuesioner kafein, dan kuesioner HAM-Ayang sudah dimodifikasi. Analisis data dilakukan dengan program SPSS for Windows versi 20.0 dengan tingkat kemaknaan: ï¡ = 0,05. Analisis diawalidengan menguji validitas dan reliabilitas kuesioner HAM-A yang sudahdimodifikasi, kemudian dilanjutkan dengan analisis univariat dan bivariat.HASILAnalisis Chi-Square menunjukan adanya hubungan antara frekuensi konsumsiminuman coklat terhadap ansietas (ï¡ï€ ï€½ï€ ï€°ï€¬ï€°ï€µï€»ï€ df = 1; ï£2= 5,172; p = 0,023) dengankorelasi yang kurang bermakna (C = 0,137; C ≤ 0,354). Sedangkan frekuensikonsumsi minuman berkafein, frekuensi konsumsi kopi, dan frekuensi konsumsiteh tidak berhubungan dengan ansietas (ï¡ï€ ï€½ï€ ï€°ï€¬ï€°ï€µï€»ï€ df = 1; ï£2≤ 3,841; p ≥ 0,05). Terdapat hubungan antara frekuensi konsumsi minuman coklat dengan ansietas,namun kurang bermakna. Secara umum penelitian ini menunjukan tidakterdapatnya hubungan yang bermakna antara konsumsi minuman berkafeindengan ansietas pada mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.
M Many studies describe the level of anxiety in medical students. Consuming caffeinated beverages is also the choice of medical students in increasing learning productivity. A number of studies have shown that there is a significant relationship between caffeine and anxiety, whereas several other studies have shown no significant relationship between the two. This shows that research is still needed to determine whether there is a significant relationship between caffeine consumption and anxiety. This study is a cross-sectional study which included 310 students of the Faculty of Medicine of Trisakti University in Jakarta according to the research exclusion criteria. Data were obtained by filling out questionnaires consisting of sociodemographic questionnaires, caffeine questionnaires, and the modified Ayang HAM-questionnaire. Data analysis was carried out using the SPSS for Windows version 20.0 program with a significance level: ï¡ = 0.05. The analysis was started by testing the validity and reliability of the modified HAM-A questionnaire, then continued with univariate and bivariate analysis. RESULTS Chi-Square analysis showed a relationship between the frequency of consumption of chocolate drinks to anxiety (ï¡ï€ ï€½ï€ ï€°ï€¬ï€°ï€µï€»ï€ df = 1; ï£ 2 = 5.172; p = 0.023) with a less significant correlation (C = 0.137; C ≤ 0.354). While the frequency of consumption of caffeinated drinks, the frequency of coffee consumption, and the frequency of the consumption were not related to anxiety (ï¡ï€ ï€½ï€ ï€°ï€¬ï€°ï€µï€»ï€ df = 1; ï£2≤ 3.841; p 5 0.05). There is a relationship between the frequency of consumption of chocolate drinks with anxiety, but less meaningful. In general, this study shows that there is no meaningful relationship between consumption of caffeinated beverages and anxiety in Trisakti University Medical School students.