Pengaruh minyak atsiri cengkeh (syzygium aromaticum) terhadap pertumbuhan candida albicans secara in vitro
C Candida albicans merupakan mikroorganisme yang terdapat di flora normal mulut dan berperan penting dalam patogenesis candidosis. Pertumbuhan Candida albicans yang berlebih akan menyebabkan ketidakseimbangan dari flora di dalam rongga mulut sehingga memudahkan terjadinya infeksi. Obat-obat antijamur yang dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans, seperti nistatin, amphotericin B dan obat golongan azole masih mempunyai kelemahan, antara lain; adanya efek samping, resistensi, dan mahal. Cengkeh sebagai salah satu tumbuhan aromatik asli dari Indonesia, memiliki kandungan eugenol yang tinggi dalam minyak atsirinya. Oleh karena itu, eugenol telah digunakan dalam bidang kedokteran gigi sebagai analgesik dan anestetik sejak abad ke-13. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh minyak atsiri cengkeh (Syzygium aromaticum) terhadap pertumbuhan Candida albicans secara in vitro. Minyak atsiri cengkeh dengan konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12,5%, dan 6,25% diuji daya anti-jamurnya pada media SDA dengan metode sumuran. Aquades steril digunakan sebagai kontrol negatif dan nistatin cair sebagai kontrol positif. Ratarata diameter zona hambat yang terbentuk setelah 3x24jam adalah 36.49 mm, 34.83 mm, 33.56 mm, 29.81 mm dan 24.73 mm pada konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12,5%, dan 6,25%. Hasil uji ANOVA menunjukkan nilai p<0.05 yang berarti ada perbedaan bermakna antara minyak atsiri cengkeh terhadap pertumbuhan Candida albicans. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa minyak atsiri cengkeh memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan Candida albicans.
C Candida albicans is a microorganism presents in the normal flora of the oral cavity and is important in the pathogenesis of candidosis. The overgrowth of Candida albicans can cause an imbalance between the flora in the oral cavity, hence facilitating the occurrence of infection. Antifungal medications that can inhibit the growth of Candida albicans such as nystatin, amphotericin B, and azoles, are considered to have a few disadvantages due to its side effects, resistance, and high price. Clove, a spice plant originated from Indonesia, has the richest source of phenolic compounds such as eugenol, which has been used widely in dentistry since the 13th century because of its analgesic and anesthetic properties. The purpose of this study is to determine the effect of clove (Syzygium aromaticum) essential oil against the growth of Candida albicans in vitro. The antifungal activity of clove essential oil with concentrations of 100%, 50%, 25%, 12,5% and 6,25% was tested in SDA medium using well diffusion method. Distilled water was used as the negative control, whereas liquid nystatin as the positive control. The mean diameter of inhibition zone formed after 3x24 h were 36.49 mm, 34.83 mm, 33.56 mm, 29.81 mm, and 24.73 mm at concentration 100%, 50%, 25%, 12,5%, and 6,25% respectively. The result of ANOVA showed a significant difference between clove essential oil against the growth of Candida albicans. In conclusion, clove essential oil effects the growth of Candida albicans.