Analisis potensi kerusakan elevator pada Gedung F Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti dengan metode Failure Mode and Effects Analysis (FMEA)
S alah satu utilitas yang sudah lazim digunakan untuk mencapai lantai-lantaitertinggi dari bangunan bertingkat ialah elevator. Pada setiap utilitas, dalam hal inielevator, agar dapat bekerja secara maksimal, perlu dilakukannya perawatan secaraberkala. Namun, meskipun perawatan telah dilakukan, potensi kerusakan terhadapelevator ini tetap bisa saja terjadi. Maka perlu dilakukan analisis potensi kerusakanuntuk mengetahui indikasi apa yang akan terjadi. Dalam hal ini, studi kasus fokuspada Elevator Mitsubishi Gearless Traction Machine di Gedung F FakultasTeknologi Industri Universitas Trisakti. Dengan melakukan analisis potensikerusakan menggunakan metode Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) gunamencari Risk Priority Number (RPN). Setelah data RPN ditemukan, dari hasilperkalian severity, occurrence, dan detect (S x O x D) skor RPN tertinggi dengannilai 126 ditemukan pada Main Rope dengan potensi kerusakan berupa keausanrope yang disebabkan oleh kurangnya pelumasan atau lifetime pemakaian. Laludiberikan rekomendasi kegiatan preventive maintenance berupa improvement padasistem pelumasan dengan menaikkan nilai tier pada grease atau stamp fat yangsemula pada tier 2 menjadi tier 3. Pemilihan tier ini berdasarkan spesifikasi daripemakaian dan kondisi ruang dari main rope agar penggunaan grease maksimaldan rope tidak lagi mengalami keausan. Maka, pada akhirnya nilai RPN pada mainrope akan turun sebesar 33.33% menjadi 84.
O ne of the utilities that is commonly used to reach the highest floors of high-risebuildings is the elevator. In every utility, in this case the elevator, in order to workoptimally, it is necessary to carry out regular maintenance. However, even thoughmaintenance has been carried out, the potential for damage to this elevator can stilloccur. So it is necessary to analyze the potential for damage to find out indicationsof what will happen. In this case, the case study focuses on the Mitsubishi GearlessTraction Machine Elevator in Building F, Faculty of Industrial Technology, TrisaktiUniversity. By analyzing the potential for damage using the Failure Mode andEffects Analysis (FMEA) method to find the Risk Priority Number (RPN). Afterthe RPN data was found, from the multiplication of severity, occurrence, and detect(S x O x D) the highest RPN score with a value of 126 was found on the Main Ropewith potential damage in the form of rope wear caused by lack of lubrication orlifetime of use. Then recommendations for preventive maintenance activities aregiven in the form of improvements to the lubrication system by increasing the tiervalue on grease or stamp fat from tier 2 to tier 3. The selection of this tier is basedon the specifications of the use and room conditions of the main rope so that themaximum use of grease and rope is no longer experiencing wear and tear. So, in theend the RPN value on the main rope will decrease by 33.33% to 84.