DETAIL KOLEKSI

Penanganan limbah katalis dari unit RCC di UP-VI Pertamina Balongan sebagai bahan baku bata beton dan semen

4.0


Oleh : Selvia Yolani

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2000

Pembimbing 1 : Wahjudi Wicaksono

Pembimbing 2 : Nunik Supriyantini

Subyek : Industrial wastes;Waste products as fuel

Kata Kunci : solid Waste, b3 waste, waste catalytic

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2000_TA_STL_08294085_Halaman-Judul.pdf
2. 2000_TA_STL_08294085_Lembar-Pengesahan.pdf
3. 2000_TA_STL_08294085_Bab-1_Pendahuluan.pdf 4
4. 2000_TA_STL_08294085_Bab-2_Tinjauan-Pustaka.pdf
5. 2000_TA_STL_08294085_Bab-3_Metodologi-Penelitian.pdf
6. 2000_TA_STL_08294085_Bab-4_Hasil-Penelitian-Dan-Pembahasan.pdf
7. 2000_TA_STL_08294085_Bab-5_Kesimpulan-Dan-Saran.pdf
8. 2000_TA_STL_08294085_Daftar-Pustaka.pdf
9. 2000_TA_STL_08294085_Lampiran.pdf

K atalis bekas dari unit Residue Catalytic Cracking (RCC) di Unit Pengolahan VI Pertamina Balongan kemungkinan dapat digolongkan sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Oleh karena itu limbah padat tersebut memerlukan penanganan khusus agar tidak mencemari lingkungan.Penanganan terhadap limbah katalis bekas dapat dilakukan melalui pencampuran dengan bahan lain untuk dimanfaatkan menjadi bahan bangunan. Pemanfaatan ini merupakan salah satu alternatif yang cukup baik. Dalam proses pencampuran tersebut diharapkan sifat B3 dari katalis bekas dapat dikurangi dan jika mungkin dihilangkan.Penelitian ini merupakan pencampuran katalis békas dengan semen dan pasir cor untuk pembuatan bata beton (Paving block/con block), serta pencampuran katalis bekas dengan kalsium karbonat (CaCO3) untuk pembuatan semen. Sebelum pencampuran, perlu dilakukan analisa karakteristik kimia katalis bekas dan bahan-bahan lainnya, yaitu semen portland, semen putih, dan pasir cor dengan menggunakan data XRF (N-Spy Fluorescence). Kemudian dilakukan pencampuran untuk pembuatan bata beton dengan komposisi campuran dasar antara semen dan pasir cor adalah 1 : 8. Jumlah campuran pasir cor yang diperlukan diganti dengan katalis pada komposisi yang bervariasi.Hasil pengujian logam berat terhadap ekstrak TCLP {Toxicity Characteristic Leaching Procedure) katalis bekas dan ekstrak TCLP bata beton (setelah pencampuran) menunjukkan nilai di bawah ambang batas baku mutu TCLP yang terdapat pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 18/1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Logam-logam berat tersebut meliputi Chromium, mangan, nikel, seng, best, timbal, kobalt, Lembaga, vanadium, molibdenum, stanum, dan merkuri/raksa. Oleh karena itu limbah katalis dapat dipandang tidak bersifat B3 bila ditinjau dari pengujian TCLP pada kondisi-kondisi yang dilakukan.Hasil pengujian besarnya kadar air menunjukkan bata beton yang optimum adalah Komposisi B (semen : pasir cor : katalis bekas =1:7:1). Berdasakan ketahanan terhadap natrium sulfat, bata beton yang optimum adaiah bata beton D (semen : pasir cor : katalis bekas = 1 : 5 : 3). Sedangkan bata beton yang optimum dari besarnya kuat tekan adalah komposisi C (semen : pasir cor : katalis bekas = 1 : 6 : 2). Pengujian yang dilakukan terhadap campuran semen adalah karakterisasi dengan XRF, kuat tekan, serta ketahanan terhadap air dan natrium sulfat. Hasil pengujian berdasarkan data XRF menunjukkan bahwa campuran katalis bekas dan kalsiuin karbonat sebesar 30 : 70 mempunyai sifat kimia mendekati semen putih yang terdapat di pasaran serta kuat tekan yang paling besar. Walaupun demikian, perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mendapatkan produk dengan kualitas yang lebih baik.

W aste residue catalytic from Residue Catalytic Cracking Unit (RCC Unit) at Refinery-VI, Balongan may be classified as dangerous and poisonous material or extremely pollutant. Particularly, solid waste had needed effecave treatment to prevent the environmental damaged.Preparation treatment for waste residue catalytic had done by mixing other material and given advantaged which useful as raw material construction, even it ones of alternative treatment. In mixing process were expected to minimize the chemical characteristic of waste residue catalytic, in additionally it should be gone.This research formed by mixing waste residue catalytic, cement and sand-cast in order to make paving block or con-block, then trained cement had taken from mixtures between waste residue catalytic and carbonate calcium (CaCCfi). Before mixing, the chemical characteristic of waste residue catalytic and other material likes: white cement, portland cement, sand-cast should be analyzed that used XRF (X-Ray Fluorescence) data’s. To make paving block, cement and sand-cast mixtures should be purely composition with a proportion 1: 8. Total of sand-cast mixtures substituted by catalytic composidon and different variation.Base on the result of heavy-metals test to waste residue catalytic and paving block (after mixing) from extraction TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure) showed the quality of it had TCLP standard where mentioned in “ Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 18/1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beraciin”, and the heavy-metal likes : chromium, manganese, nickel, zinc, iron, lead, cobalt copper, vanadium, molybdenum, mercury, also stanum. Consider of waste residue catalytic looking at it from TCLP test, point of view in definite conditioned should not in extremely pollutant categories. Result test brought the optimally paving block set it out from the material composition which consist of cement: sand-cast: waste residue catalytic were givendifference proportion.From water quality test had 1:7: 1 in composition-B, from sulfate natrium resistance test had 1: 5: 3 in composition-D and paving stress test had 1: 6: 2 in composition-C. Mixing cement test with characteristic of XRF, paving stress, water-resistance and sulfate natrium. Base on test from XRF data’s showed that waste residue catalytic and calcium carbonate mixtures had given proportion 30:70. Even the chemically characteristic of it had approached with white cement where usually it obtainable in an ordinary market Although, advanced treatment still needed to improve the quality of product as good as possible.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?