Pemanfaatan fly ash dalam pembuatan beton geopolimer untuk mengurangi limbah pembuangan batu bara
K onstruksi bangunan merupakan hal yang paling sering dijumpai dalam dunia Teknik Sipil. Konstruksi bangunan gedung paling banyak menggunakan konstruksi struktur beton. Material terpenting yang ada pada beton adalah semen portland. Diketahui bahwa semen portland ternyata dapat menghasilkan kadar karbon dioksida (CO2) yang tinggi. Oleh karena itu, pelaksanaan pembuatan semen pun seharusnya perlu diperhatikan jumlahnya. Beton Geopolimer merupakan beton yang ramah lingkungan karena tidak menggunakan semen, melainkan dengan menggunakan material lain seperti abu terbang (fly ash). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah beton geopolimer memiliki kuat tekan, waktu ikat, kuat tarik belah, dan workability seperti beton biasa atau bahkan lebih baik. Penelitian ini menggunakan variasi moralitas 6M dan 12M dengan perbandingan NaOH dan Na2SiO3 1:1,5. Curing beton geopolimer dengan oven 60'C dan 100'C selama 24 jam, dan non curing. Hasil waktu ikat awal tercepat terjadi pada fly ash 6M dengan waktu 40,5 menit dan waktu ikat akhir pada waktu 50 menit. Molaritas lebih rendah menghasilkan waktu ikat yang leboh cepat. Kuat tekan rata-rata pada beton geopolimer 6M umur 28 hari dengan non curing, curing oven suhu 60'C dan 100'c masing-masing sebesar 46,89 Mpa; 65,37Mpa; dan 72,88 Mpa. kuat tekan rata-rata pada beton geopolimer 12M umur 28 hari dengan non curing, curung oven suhu 60'C dan 100'C masing-masing sebesar 59,56 Mpa; 71,03Mpa; dan 77,12 Mpa. Perbandingan nilai tarik belah terhadap kuat tekan pada umur 28 hari, untuk beton geopolimer 6M curing oven suhu 60'C dan 100'C masing-masing 5,22% dan 5,21%, untuk beton geopolimer 12M curing oven suhu 60'C dan 100'C masing-masing 5,03% dan 4,82%.
B uilding construction is the most common thing in the world of Civil Engineering. Most building construction uses concrete structure construction. The most important material in concrete is Portland cement. It is known that Portland cement can actually produce high levels of carbon dioxide (CO2). Therefore, the implementation of cement production should also be considered in quantity. Geopolymer concrete is an environmentally friendly concrete because it does not use cement, but uses other materials such as fly ash. The purpose of this research is to find out whether geopolymer concrete has compressive strength, bonding time, split tensile strength, and workability like ordinary concrete or even better. This study uses variations of morality 6M and 12M with a ratio of NaOH and Na2SiO3 1: 1.5. Geopolymer concrete curing with 60'C and 100'C ovens for 24 hours, and non-curing. The results of the fastest initial binding time occur at 6M fly ash with a time of 40.5 minutes and the final binding time at 50 minutes. Lower molarity results in faster binding times. Average compressive strength of 6M age geopolymer concrete with 28 days non-curing, oven curing temperature of 60'C and 100'C respectively of 46.89 MPa; 65,37Mpa; and 72.88 Mpa. average compressive strength of 12M geopolymer concrete 28 days old with non-curing, 60 ° C and 100'C curved ovens respectively at 59.56 MPa; 71.03Mpa; and 77.12 MPa. Comparison of split tensile value to compressive strength at 28 days, for 6M curing oven geopolymer concrete temperature 60'C and 100'C respectively 5.22% and 5.21%, for 12M geopolymer concrete curing oven temperature 60'C and 100'C respectively 5.03% and 4.82%.