Pengolahan sampah menjadi bahan baku Refuse Derived Fuel (RDF) menggunakan metode biodrying dengan aerasi alami dan bioaktivator em4
S ampah menjadi masalah pelik yang sulit ditangani dan jumlahnya semakin meningkat setiap tahunnya seiring dengan pertumbuhan penduduk. Sampah merupakan permasalahan yang dihadapi sebagian besar kawasan perkotaan di Indonesia. Pengolahan sampah memiliki beberapa metode alternatif, salah satunya dengan konsep Waste to Energy (WtE) atau proses yang menghasilkan suatu energi menjadi bahan baku alternatif seperti Refuse Derived Fuel (RDF) dengan menggunakan metode biodrying. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengolah sampah perkotaan menggunakan metode biodrying dengan sistem aerasi alami dan bioaktivator EM4, untuk mendapatkan variasi komposisi bahan baku RDF yang terbaik. Parameter yang diukur meliputi proximate analysis dan uji nilai kalor. Penelitian ini menggunakan bahan baku sampah sebesar 62,5 kg yang dianggap sebagai 100% berat sampah. Variasi komposisi sampah organik dan sampah anorganik yaitu 100% sampah organik; 80% sampah organik, 20% sampah anorganik; 60% sampah organik, 40% sampah anorganik; dan 50% sampah organik, 50% sampah anorganik. Variasi komposisi sampel sampah yang memenuhi standar kualitas RDF dari SNI 8966:2021 maupun standar Indocement adalah sampel sampah A4. Nilai kalor sampel sampah berada pada rentang 1057,78 – 4817,82 kkal/kg atau 4,12 – 33,54 MJ/kg. Nilai kalor sampel sampah terdapat beberapa yang memenuhi nilai standar mutu yaitu minimal 16,5 MJ/kg. Aerasi alami mempengaruhi peningkatan kadar air secara bertahap dalam reaktor dan semakin rendah kadar air, semakin tinggi nilai kalor yang dihasilkan. Variasi sampel sampah A4 merupakan komposisi sampel sampah dengan potensi paling baik untuk dijadikan sebagai bahan baku RDF dengan perbandingan komposisi sampah organik dan sampah anorganik sebesar 50%:50% dan penambahan bioaktivator.
W aste is a complicated problem that is difficult to handle and the amount is increasing every year along with population growth. Garbage is a problem faced by most urban areas in Indonesia. Waste processing has several alternative methods, one of which is the Waste to Energy (WtE) concept, or a process that produces energy into alternative raw materials such as Refuse Derived Fuel (RDF) using the biodrying method. This research aims to process urban waste using the biodrying method with a natural aeration system and EM4 bioactivator, to obtain the best variation in RDF raw material composition. The parameters measured include proximate analysis and heating value test. This research used a waste sample weighing 62.5 kg, equivalent to a percentage of 100%. Variations in the composition of organic waste and non organic waste as follows: 100% organic waste; 80% organic waste, 20% non organic waste; 60% organic waste, 40% non organic waste; and 50% organic waste, 50% non organic waste. Variations in the composition of waste samples that meet the RDF quality standards from SNI 8966:2021 and Indocement standards are A4 waste samples. The calorific value of waste samples is in the range 1057.78 – 4817.82 kcal/kg or 4.12 – 33.54 MJ/kg. There are several calorific values of waste samples that meet the quality standard value, namely a minimum of 16.5 MJ/kg. Natural aeration affects the gradual increase in water content in the reactor and the lower the water content, the higher the calorific value produced. The A4 waste sample variation is the composition of waste samples with the best potential to be used as raw material for RDF with a composition ratio of organic waste to non organic waste of 50%:50% and the addition of bioactivators.