Analisis waktu dan kuat tekan beton geopolimer berbasis fly ash dengan molaritas 8m
S emen merupakan material perekat yang memiliki sifat mampu mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan yang kompak dan kuat seperti sebuah beton. Dalam proses produksi, semen mengeluarkan gas emisi karbondioksida yang menimbulkan efek rumah kaca. Dengan perkembangan disektor konstruksi, para ahli menemukan bahan pengganti semen yaitu fly ash atau abu terbang. Fly ash dapat bereaksi dengan larutan alkali aktifator untuk mengikat material campuran beton. Beton yang menggunakan fly ash biasa disebut dengan beton geopolimer. Penelitian beton geopolimer ini bertujuan untuk mengetahui waktu ikat dan kekuatan tekan beton yang menggunakan fly ash dari PLTU Suralaya Banten dan perbandingan larutan NaOH dengan Na2SiO3 yaitu 1,5:1 dengan molaritas NaOH yang digunakan adalah 8M. Hasil dari uji XRF fly ash ini tergolong bertipe C. Pengujian kuat tekan beton akan dilakukan pada umur 3 hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari setelah pengecoran. Curing menggunakan oven dengan suhu 60°C dan suhu ruang. Waktu ikat awal beton terjadi pada waktu 1 jam 4 menit dan waktu ikat akhir beton pada waktu 3 jam 36 menit. Kuat tekan yang dicapai oleh beton geopolimer dengan curing 60°C sebesar 21,849 N/mm2 dan beton geopolimer dengan curing suhu ruang sebesar 21,407 N/mm2.
C ement is an adhesive material that has the ability to bind solid materials into a single unit that is compact and strong like a concrete. In the production process, cement emits carbon dioxide gas which causes a greenhouse effect. With the development of the construction sector, experts have discovered a substitute for cement, namely fly ash. Fly ash can react with an alkaline activator solution to bind the concrete mixture material. Concrete that uses fly ash is usually called geopolymer concrete. This geopolymer concrete research aims to determine the binding time and compressive strength of concrete using fly ash from the Suralaya Banten power plant and the ratio of NaOH solution with Na2SiO3 is 1,5: 1 with the molarity of NaOH used is 8M. The results of the fly ash XRF test are of type C. Concrete compressive strength testing will be carried out at the age of 3 days, 7 days, 14 days and 28 days after casting. Curing uses an oven with a temperature of 60°C and room temperature. The initial binding time occurs at 1 hour 4 minutes and the final binding time at 3 hours 36 minutes. The compressive strength achieved by geopolymer concrete with 60°C curing was 21,849 N/mm2 and geopolymer concrete with room temperature curing was 21,407 N/mm2.