Analisis kestabilan lereng batu gamping di PT.Omya Indonesia, Rembang, Jawa Tengah menggunakan metode kesetimbangan batas pada software slide 3
D esain lereng rencana pit batugamping PT OMYA Indonesia yang berlokasidi Rembang, Jawa Tengah yang akan melakukan penambangan kearah utara telahdibuat oleh perusahaan. Untuk menjamin keamanan desain lereng tersebut perludilakukan analisis kestabilan lereng demi keberlangsungan produksi tambang.Kestabilan suatu lereng umumnya dilakukan secara 2D karena dinilai lebihsederhana daripada 3D. Dengan demikian, hanya sedikit analisis dilakukan secara3D. Akan tetapi, jika dilihat dari asumsi lebar lereng, analisis 2D dapat menjaditidak representatif karena asumsi lebar lereng tak terbatas. Dengan menganalisissecara 3D hasil yang didapat lebih dapat dipercaya karena memperhitungkanbatasan akhir lebar bidang longsor. Selain itu volume dari potensi bidang longsorpun dapat diestimasi sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangandalam pengambilan keputusan tindakan selanjutnya sesuai dengan fungsi lereng.Untuk menjamin hasil yang representatif dalam analisis 3D maka dalam pencarianslip surfacenya digunakan algoritma metaheuristik terbaru Cuckoo Search (CS)yang performanya telah teruji di berbagai bidang teknik, dan juga metodekonvensional Grid Search yang divariasikan dengan berbagai jumlah titik danradius, sehingga dapat dibandingkan satu dengan yang lain untuk penetapanbidang longsor final.Hasil FK 3D final yang didapat pada kedua metode pencarian slip surfacesebesar 2,01 dengan lokasi potensi bidang longsor di utara lereng. Estimasivolume potensi longsoran dengan menggunakan CS dan Grid Search secaraberurutan yaitu 190.150 m3 dan 185.065 m3. Berdasarkan analisis hasil dari keduametode pencarian, kedua metode pencarian slip surface sama-sama dapatdipercaya untuk mendapatkan bidang longsor dengan FK minimum (dengancatatan titik-titik dalam grid box dalam Grid Search harus rapat), tetapi dari segiefisiensi CS jauh lebih efisien. Untuk besar perbedaan antara nilai FK 2D dan 3Dsebesar 0,22 (12,11%) dengan CS, dan 0,11 (5,60%) dengan Grid Search. Hal inimenunjukkan bahwa adanya 3D effect ini mempengaruhi nilai FK 3D.
S lope design of limestones pit at PT OMYA Indonesia, Rembang, Jawa Tengah has been made by the company, and for the next they will mine to thenorth. To ensure the slope is safe enough, it is necessary to analyze the slopestability for its production continuity.Slope stability analysis is usually done in 2D because it is simpler than 3Danalysis. Therefore, there are just a few cases that are done in 3D. However, if it isseen from its width of slope assumption, 2D analysis can be unrepresentativebecause of the infinite width of slope assumption. By analysing a slope in 3D theobtained result can be more acceptable because it is considered the limit of thewidth of a failure. Moreover, the volume of failure can also be estimated so it canbe used as a consideration in the decision making in accordance with the slopefunction. To guarantee a representative result in 3D analysis, the lastestmetaheuristic algorithm Cuckoo Search (CS) whose perfomance has been testedin various technical fields and also the conventional method Grid Search that isvaried with various number of points and radii are used to search the critical slipsurface, so it can be compared one to another for the final slip surfacedetermination.The final 3D Safety Factor (SF) obtained from both of the search methodsare 2,01 with the location of the potential failure at the north of the pit. Theestimated volume of failure using CS and Grid are 190.150 m3 and 185.065 m3,respectively. Based on the analysis of the results of the two search methods, bothsearch methods can be trusted to obtain the minimum failure surface (with a noteof the points in the grid box in Grid Search must be tight), but in terms ofefficiency CS is much more efficient. The difference between 2D SF and 3D SF is0,22 (12,11%) using CS, and 0,11 (5,60%) using Grid Search. This shows that the3D effect affects 3D SF.