Peranan desain komunikasi visual dalam perancangan diorama perang Aceh di jaman kolonial Belanda
P enulisan ini dilatar belakangi oleh kepentingan pembelajaran desainkhususnya perancangan diorama Perang Aceh di Jaman Kolonial Belanda berbasisilustrasi dan paper sculpting sebagai sarana pembelajaran sejarah si sekolah.Melalui penulisan karya ilmiah pengantar tugas akhir ini, peneliti diharapkandapat merancang diorama yang tepat sesuai dengan target market diorama ini.Masalah umum penulisan ini berpusat pada bagaimana diorama sebagai salah satumedia berpendekatan visual mampu memperkaya pemahaman masyarakat tentangsejarah Perang Aceh di jaman Kolonial Belanda dari sudut pandang NegaraIndonesia.Penulisan karya ilmiah pengantar tugas akhir ini dibatasi pada pengolahanelemen desain komunikasi visual yang mencakup penerapan ilmu ilustrasi,diorama, paper cutting, komposisi ruang, printing, dan aspek pengetahuan sejarahdalam pembuatan ilustrasi peristiwa sejarah yang pembahasannya difokuskanpada; tiga dari tujuh periode perang Aceh di jaman Kolonialisme Belanda yaituperiode pertama (1873), periode kedua (1873-1874), dan periode ketiga(1874-1878). Perancangan juga akan dibatasi pada penerapan diorama berbasisillustrasi (media visual) pada proses pembelajaran sejarah di sekolah.Adapun yang dipaparkan pada penulisan ini untuk menyelesaikan masalahyang ada dengan cara merancang sebuah diorama yang mampu melengkapiinformasi sejarah Perang Aceh di Jaman Kolonialisme Belanda denganpendekatan reinterpretasi dan imajinasi, memberi perspektif historis bagipendidikan sejarah khususnya untuk kalangan generasi muda, memperkayakeartistikan visual diorama di Indonesia, serta membuat media pembelajaransejarah di kelas untuk membangun sikap patriotisme di generasi muda.Perancangan yang dilakukan berwujud diorama itu sendiri, buku narasi, kemasan,serta media publikasi yang dapat menunjang perancangan diorama. DioramaPerang Aceh di Jaman Kolonialisme Belanda diharapkan dapat digunakan sebagaialat pengingat dan penghormatan terhadap perang Aceh, serta pembelajaran darimasa lalu untuk sekarang dan masa depan Indonesia yang lebih baik