Potensi dan pemodelan cekungan 1d batuan induk pada formasi balangbaru - mallawa, cekungan makassar, provinsi sulawesi selatan
L okasi penelitian terletak di Provinsi Sulawesi Selatan termasuk ke dalam Cekungan Makassar yang diperkirakan dapat menghasilkan hidrokarbon dan berpotensi sebagai batuan induk. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui formasi yang memiliki potensi sebagai batuan induk, dilihat dari karakteristik geokimia batuan induk serta rekontruksi pemodelan cekungan 1D (sejarah pemendaman dan pemodelan kematangan) pada daerah penelitian. Analisis dilakukan pada satu sumur penelitian. Dari penelitian yang dilakukan pada satu sumur, didapatkan sampel batuan induk dari Formasi Balangbaru dan Formasi Mallawa yang dianalisis lebih lanjut dalam analisis geokimia. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yakni dengan melakukan analisis karakteristik geokimia (Kuantitas, kualitas dan kematangan) dengan meliputi data Total Organic Carbon (TOC), Rock Eval-Pyrolisis (REP), Vitrinite Reflectance (VR), Kerogen Type (KT) Cross-plot HI dan Tmax. Pemodelan Cekungan 1D dianalisis dengan perangkat lunak Petromod 1D. Data yang digunakan antara lain batas atas dan bawah formasi, erosi, biostratigrafi (umur dan lingkungan pengendapan), litologi dan nilai TOC. Dari data tersebut selanjutnya dapat dihasilkan pemodelan cekungan 1D (sejarah pemendaman (burial history) dan pemodelan kematangan). Hasil analisis kuantitatif dan kualitatif menunjukkan bahwa batuan induk yang berpotensi yaitu Formasi Balangbaru dan Formasi Mallawa, berdasarkan kandungan material organik (total organic carbon). Formasi Mallawa memiliki nilai TOC 0,77 – 6,11 % kuantitas fair – excellent dengan tipe kerogennya III dan tingkat kematangan immature, sedangkan Formasi Balangbaru memiliki nilai TOC 0,03 – 7,41 % kuantitas fair – excellent dengan tipe kerogennya II/IIb dan tingkat kematangan immature – peak mature. Berdasarkan hasil penelitian kecenderungan batuan induk pada Formasi Balangbaru dan Formasi Mallawa mampu menghasilkan produk hidrokarbon berupa minyak dan gas namun tidak memasuki fase oil generation. Sejarah pemedaman batuan induk pada Sumur AYP-1 dikontrol oleh laju sedimentasi serta tektonik.
T he research location is situated in South Sulawesi Province, which is part of the Makassar Basin, estimated to potentially produce hydrocarbons and serve as a source rock. This study aims to identify formations with potential as source rocks by examining the geochemical characteristics of the source rocks and reconstructing a 1D basin modeling (burial history and maturity modeling) for the study area. Analysis was conducted on a single research well. From this well, source rock samples from the Balangbaru Formation and Mallawa Formation were obtained and further analyzed in geochemical studies. The methodology involved analyzing geochemical characteristics (quantity, quality, and maturity), including Total Organic Carbon (TOC), Rock Eval-Pyrolysis (REP), Vitrinite Reflectance (VR), Kerogen Type (KT), Cross-plot HI, and Tmax. The 1D Basin Modeling was analyzed using Petromod 1D software. Data used include the upper and lower boundaries of the formations, erosion, biostratigraphy (age and depositional environment), lithology, and TOC values. This data was then used to produce a 1D basin modeling (burial history and maturity modeling). The quantitative and qualitative analysis results show that the potential source rocks are the Balangbaru Formation and the Mallawa Formation, based on their organic material content (total organic carbon). The Mallawa Formation has TOC values of 0.77 – 6.11% with fair – excellent quantity, kerogen type III, and immature maturity level, while the Balangbaru Formation has TOC values of 0.03 – 7.41% with fair – excellent quantity, kerogen type II/IIb, and immature – peak mature maturity level. Based on the research findings, the source rocks in the Balangbaru and Mallawa Formations are capable of generating hydrocarbon products such as oil and gas but have not entered the oil generation phase. The burial history of the source rocks in Well AYP-1 is controlled by sedimentation rate and tectonics.