Tinjauan yuridis terhadap pengadaan tanah untuk pembangunan jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Studi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 2308/K/PDT/2016)
M Masalah Ganti Kerugian merupakan hal yang paling penting dalam prsoes Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum. Maka Permasalahan yang muncul adalah bagaimana perolehan tanah yang dilakukan untukpembangunan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan dan apakah proses penyelesaian ganti rugi berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No: 2308/K/PDT/2016 telah sesuai dengan UU No. 2 Tahun 2012. Untuk menjawab permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian secara Yuridis Normatif dianalisis berdasarkan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan Pengadaan Tanah. Pengolahan data dilakukan secara kualitatif, sedangkan penarikan kesimpulan dilakukan menggunakan logika deduktif. Tata cara perolehan tanah dalam pelaksanaan pembangunan jalan tol cileunyi-sumedang-dawuan dengan pelepasan hak dimana proses itu menginginkan adanya sebuah kesepakatan yang dilakukan dengan mekanisme musyawarah. Pelaksanaan pengadaan tanah telah sesuai dengan UU No. 5 Tahun 1960 dan telah memenuhi proses yang tercantum di UU No. 2 Tahun 2012. Namun di dalam pelaksanaan proses penyelesaian ganti kerugian tidak sesuai dengan UU No. 2 Tahun 2012 dan tidak dapat Mensejahterakan Pemilik Tanah berdasarkan UU No. 2 Tahun 2012.