Studi kelayakan inovasi bisnis puzzle splint menggunakan metode lean startup pada CV. Patriat Medical & Devices
D Dalam dunia kesehatan terdapat berbagai macam alat bantu yang digunakan untuk mengatasi atau membantu pasien dirumah sakit dan korban kecelakaan. Alat bantu medis yang biasa digunakan untuk emergency yaitu splint atau biasa disebut bidai. Pembidaian adalah tindakan memfiksasi bagian tubuh yang mengalami cedera dengan menggunakan benda yang bersifat kaku maupun fleksibel sebagai fiksator/imobilisator. Ada beberapa masalah yang ditemui pada bidai konvensional, bidai tersebut terkadang tidak memiliki ukuran yang cocok dengan tulang pasien, sehingga seringkali terjadi kesulitan saat pemasangan pada anggota tubuh pasien. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kelayakan bisnis produk Puzzle Splint dengan melihat tiga aspek design thinking, yaitu desirability, feasibility, dan viability menggunakan metode lean startup. Tujuan penelitian yaitu merancang value proposition, business model dan menganalisis kelayakan inovasi bisnis Puzzle Splint. Dari hasil penelitian didapatkan value proposition Puzzle Splint yaitu bidai yang mudah dipasang pada pasien, ukurannya yang fleksibel dan aman bagi kulit pasien. Berikutnya, model bisnis dirumuskan kedalam 9 elemen pada bisnis model canvas. Dari hasil penelitian ini konsumen produk Puzzle Splint adalah tenaga medis dan instansi – instansi yang terkait. Bisnis produk Puzzle Splint membutuhkan biaya produksi sebesar Rp756,000.00, berdasarkan nilai Profitability Index pada 2.23, dan biaya investasi sebesar Rp 300,325,000.00 dengan Payback Period selama 3 tahun dan 5 bulan, bisnis Puzzle Splint ini layak untuk dijalankan.
I In the medical world there are various kinds of tools used to solve or help patients in hospital and accident victims. Medical device used for emergency is commonly called a splint. Splinting is the act of fixing the body part injured by using objects that are rigid or flexible as fiksator / imobilisator. There are some problems encountered in conventional splint, the splint sometimes do not have the size that matches the patient's bone, which often occur difficulties during installation on the patient's limb. This study was conducted to identify the feasibility of Puzzle Splint products business by looking at three aspects of design thinking, namely the desirability, feasibility and viability using lean startup method. The purpose of research is to design value propositions, business models and analyze the feasibility of Puzzle Splint business innovation. From the results, ie the value proposition Puzzle Splint splints are easily mounted on the patient, the size is flexible and safe for the patient's skin. Next, the business model is formulated into nine elements of the business model of canvas. From the results of this study, the consumer of the products are hospitals, health centers, medical teams and institutions - the relevant agencies. Business Puzzle Splint products requires production costs of Rp 756,000.00, based on the value Profitability Index at 2.23, and the investment cost of Rp 300,325,000.00 with a payback period of 3 years and 5 months, the business Puzzle Splint is feasible.