Analisis hilang panas pada pipa penyalur uap pl-1101 di lapangan panas bumi rta
D Di lapangan panas bumi “RTA†uap dari sumur produksi diangkut ke pembangkit listrik melalui sistem pipa yang rumit yang diisolasi secara termal. Setelah pertama kali beroperasi dari tahun 1983, insulasi dari pipa telah terpapar pada kondisi cuaca dan telah mengalami kepadatan dan perubahan ketebalan, dan bahkan mungkin telah sepenuhnya hilang. Studi ini bertujuan untuk menganalisis kondisi isolasi termal pada kehilangan panas di jaringan pipa uap PL 1101 yang menyalurkan uap dari sumur – sumur menuju header Indonesia Power dan melakukan perbandingan dengan mengganti bahan insulasi dan ketebalan insulasi yang dibuat dalam 2 skenario. Kehilangan panas per satuan panjang dihitung dengan menerapkan metode iteratif, untuk menentukan permukaan suhu berdasarkan keseimbangan panas, dan mempertimbangkan tiga mekanisme dasar perpindahan panas: konduksi, konveksi dan radiasi. Studi ini juga mencakup perhitungan kehilangan tekanan sepanjang pipa pada jalur pipeline PL-1101. Data utama yang digunakan yaitu nilai suhu, tekanan, dan flow rate dari tiap sumur yang tercakup pada pipeline PL-1101 beserta data propertis pipa dan insulasinya beserta jumlah valve & fitting yang terdapat di sepanjang pipa penyalur. Program berbasis lembar kerja Microsoft Excel dikembangkan untuk menghitung keseluruhan koefisien perpindahan panas sesuai dengan kondisi operasi jaringan pipa dan untuk setiap kondisi isolasi termal secara otomatis. Hasil menunjukkan bahwa besar laju kehilangan panas untuk seluruh jaringan pipa uap tidak ada yang melebihi 5% dari total laju uap panas yang diproduksikan dari tiap – tiap sumur dan rekomendasi tipe insulasi yang digunakan untuk PL-1101 adalah Glasswool dengan tebal insulasi 10 cm.
O On the "RTA" geothermal field,steam from production wells is transported to the power plant through a complex piping system that is thermally isolated. After first operating from 1983, the insulation of the pipe has been exposed to weather conditions and has experienced density and change in thickness, and may even have been completely lost. This study aims to analyze the conditions of thermal insulation on heat loss in the PL 1101 steam pipeline which delivers steam from wells to the Indonesia Power header and performs a comparison by replacing the insulation material and insulation thickness made in 2 scenarios. Heat loss per unit length is calculated by applying an iterative method, to determine the surface temperature based on heat balance, and consider three basic mechanisms of heat transfer: conduction, convection and radiation. The study also included calculation of pressure losses along the pipeline on the PL-1101 pipeline. The main data used are the temperature, pressure, and flow rate values of each well covered in the PL-1101 pipeline along with the pipe properties and insulation data along with the number of valves and fittings along the conduit pipe. The Microsoft Excel worksheet based program was developed to calculate the overall heat transfer coefficient according to the operating conditions of the pipeline network and for each condition of thermal insulation automatically. The results showed that the rate of heat loss for all steam pipelines did not exceed 5% of the total heat vapor produced from each well and the insulation type recommendations used for PL-1101 were Glasswool with a insulation thickness of 10 cm.