Analisis faktor - faktor yang memengaruhi fraud pada proses procurement menggunakan fraud heptagon theory
Pembimbing 3 : Fadilah Fajar Bagaskara
Penerbit : FEB - Usakti
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2025
Pembimbing 1 : Sekar Mayangsari
Kata Kunci : fraud heptagon theory, fraud, procurement, mix method, SEM-PLS
Status Posting : Published
Status : Lengkap
No. | Nama File | Hal. | Link |
---|---|---|---|
1. | 2025_TS_MAK_123012311079_Halaman-Judul.pdf | 12 | |
2. | 2025_TS_MAK_123012311079_Surat-Pernyataan-Revisi-Terakhir.pdf | 1 | |
3. | 2025_TS_MAK_123012311079_Surat-Hasil-Similaritas.pdf | 1 | |
4. | 2025_TS_MAK_123012311079_Halaman-Pernyataan-Persetujuan-Publikasi-Tugas-Akhir-untuk-Kepentingan-Akademis.pdf | 1 | |
5. | 2025_TS_MAK_123012311079_Lembar-Pengesahan.pdf | 4 | |
6. | 2025_TS_MAK_123012311079_Pernyataan-Orisinalitas.pdf | 1 | |
7. | 2025_TS_MAK_123012311079_Formulir-Persetujuan-Publikasi-Karya-Ilmiah.pdf | 1 | |
8. | 2025_TS_MAK_123012311079_Bab-1.pdf | 9 | |
9. | 2025_TS_MAK_123012311079_Bab-2.pdf |
|
|
10. | 2025_TS_MAK_123012311079_Bab-3.pdf |
|
|
11. | 2025_TS_MAK_123012311079_Bab-4.pdf |
|
|
12. | 2025_TS_MAK_123012311079_Bab-5.pdf | 6 | |
13. | 2025_TS_MAK_123012311079_Daftar-Pustaka.pdf | 9 | |
14. | 2025_TS_MAK_123012311079_Lampiran.pdf |
|
P Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh analisis faktor-faktor yang memengaruhi fraud pada proses procurement menggunakan fraud heptagon theory. data yang diperoleh yaitu data kualitatif melalui wawancara, observasi, atau kajian literatur serta data kuantitatif diperoleh melalui survei. metode analisis yang digunakan yaitu mix method dengan menggabungkan analisis data kualitatif dan data kuantitatif, dimana sampel diambil dari responden yang bekerja atau yang pernah bekerja di bagian pengadaan barang dan jasa perusahaan swasta maupun badan usaha milik negara atau pemerintah.kebaharuan dalam penelitian ini adalah mengadopsi penuh fraud heptagon theory untuk menganalisis kecurangan, namun dalam konteks yang masih jarang dikaji yaitu fraud pada proses procurement sehingga penerapan teori pada sektor pengadaan barang dan jasa menjadi kontribusi konseptual yang penting dalam memperluas cakupan teori. peneliti juga menggunakan pendekatan mix method untuk memperoleh data yang lebih mendalam dan komprehensif. hal ini membedakan penelitian ini dari peneliti sebelumnya yang hanya menggunakan salah satu pendekatan.hasil penelitian menunjukkan bahwa rasionalisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraud pada proses procurement. namun, hasil penelitian ini belum dapat memberikan bukti empiris yang kuat terkait hubungan antara variabel tekanan (pressure), peluang (opportunity), kompetensi (competence), dan arogansi (arrogance), budaya (culture) dan religiusitas (religiosity) terhadap fraud pada proses procurement.
T This study aims to examine the factors influencing fraud in the procurement process using the fraud heptagon theory. the data collected includes both qualitative data through interviews, observations, and literature reviews, as well as quantitative data obtained through surveys. the research adopts a mixed-method approach, combining qualitative and quantitative analyses. the sample consists of respondents who are currently working or have previously worked in the procurement divisions of private companies, state-owned enterprises (soes), or government institutions.the novelty of this study lies in its full adoption of the fraud heptagon theory to analyze fraud within the procurement context, an area that remains underexplored in previous literature, which has largely focused on financial statement fraud. the application of this theory to procurement contributes conceptually by broadening the theoretical scope. moreover, the use of a mixed-method approach allows for a deeper and more comprehensive understanding of fraud behavior, setting this research apart from previous studies that typically relied on a single methodological approach.the findings reveal that rationalization has a positive and significant effect on procurement fraud. however, this study has not been able to provide strong empirical evidence regarding the relationship between the variables of pressure, opportunity, competence, arrogance, culture, and religiosity and fraud in the procurement process.