Hubungan antara depresi dengan kualitas hidup pada penderita kusta
P Penyakit infeksi banyak terjadi di negara berkembang. Salah satunya adalah kusta yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Penyakit kusta merupakan penyakit kronik dan menular yang memiliki resiko cacat pada penderitanya. Penyakit kusta berdampak pada segi fisik, psikologis, ekonomi dan sosial. Depresi merupakan gangguan kejiwaan yang umum diderita penderita kusta. Depresi akan mengurangi kemampuan untuk melakukan kegiatan secara efektif sehingga mempunyai pengaruh besar terhadap kualitas hidup. Penelitian ini menggunakan studi analitik observasional dengan desain Cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Simple random sampling pada penderita kusta di RT 001 dan RT 003 RW 013, Sitanala, Tangerang pada September sampai Oktober 2016. Jumlah responden sebanyak 204 orang. Pengambilan data menggunakan kuesioner sosiodemografi, ZSDS dan WHOQOL-Bref. Analisis data dengan menggunakan program SPSS 21 for windows dengan uji Chi-Square. Mayoritas responden pada penelitian ini adalah perempuan, berusia 26-30 tahun, dengan status bekerja, belum menikah, dan tamat SMA. Sebesar 83,8% tidak mengalami depresi dan 63,7% memiliki kualitas hidup sedang. Hasil menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara depresi dengan kualitas hidup pada penderita kusta dengan p = 0,220 (p > 0,05). Dapat disimpulakn tidak terdapat hubungan antara depresi dengan kualitas hidup pada penderita kusta di RT 001 and RT 003, Karangsari Village, District Neglasari, Sitanala, Tangerang.
I Infectious diseases occur in many developing countries. One of them is leprosy caused by Mycobacterium leprae. Leprosy is a chronic and contagious disease that has a risk of defects in the sufferer. Leprosy affects the physical, psychological, economic and social aspects. Depression is a common psychiatric disorder suffered by leprosy patients. Depression will reduce the ability to perform activities effectively so as to have a major impact on quality of life. This study used an observational analytic study with Cross-sectional design. Sampling is done by Simple random sampling on leprosy patients in RT 001 and RT 003 RW 013, Sitanala, Tangerang from September to October 2016. The number of respondents is 204 people. Data were collected using sociodemographic questionnaires, ZSDS and WHOQOL-Bref. Data analysis using SPSS 21 for windows with Chi-Square test. The majority of respondents in this study were women, aged 26-30 years, with working status, unmarried, and graduated high school. 83.8% were not depressed and 63.7% had moderate quality of life. The results showed that there was no correlation between depression and quality of life in leprosy patients with p = 0.220 (p> 0.05). It can be concluded there is no relationship between depression and quality of life in leprosy patients in RT 001 and RT 003, Karangsari Village, District Neglasari, Sitanala, Tangerang.