Gambaran penggunaan bahan tumpat amalgam dan semen ionomer kaca dalam upaya mempertahankan gigi di rs Assyifa - sukabumi
M asyarakat pada umumnya masih lebih mengutamakan pencabutan gigi dalam mengatasi masalah penyakit gigi. Masih tingginya angka pencabutan glgl dapat dlllhat pada maslh rendahnya raslo tambal cabut di puskesmas puskesmas, sebagai contoh, di puskesmas-puskesmas di DKI Jakarta angka rasio tambal-cabut ini berk:isar antara 1 : 3,6 sampai 1 : 1,0. Salah satu aspek yang menghambat peningkatan rasio tambal-cabut pada pasien-pasian yang datang berobat ke klinik gigi adalah faktor ketersediaan fasilitas kesehatan 9191. Salanjutnya yang tarmasuk di dalam faktor ini adalah aspQk alat konservasi dan bahan konservasi. Bahan tumpatan konvensional yang sampai saat ini masih sering digunakan adalah amalgam, namun prosedur penambalannya tidak sederhana. Prosedur penambalan glgl menggunakan bahan ionomer kaca tidak sekompleks amalgam. Melihat sifat-sifat tersebut di atas tampaknya bahan semen ionomer kaca dapat dljadikan bahan alternat!f dafam upaya meningkatkan rasio tambal-cabut dafam unit-unit pelayanan kesehatan gigi masyarakat. Sejauh ini pemanfaatan bahan penambalan gigi semen ionomer kaca dalam mempengaruhi upaya mempertahankan gigi di institusi-institusi pelayanan kesehatan gigi masyarakat belum banyak di katahui, untuk itu parlu dilakukan panelitian-panalitian guna mgndapatkan
S ociety in general still prefers tooth extraction in dealing with dental disease problems. The still high rate of removal of grafts can be seen in the low rate of filling and removing at the puskesmas, for example, at the puskesmas in DKI Jakarta, the ratio of filling and removing is ranging from 1 : 3.6 to 1 : 1.0. One of the aspects that hampers the increase in the filling-extraction ratio in patients who come for treatment at the dental clinic is the availability of the 9191 health facility. Furthermore, what is included in this factor is the aspect of conservation tools and conservation materials. The conventional filling material that is still often used today is amalgam, but the filling procedure is not simple. The emf filling procedure using glass ionomer materials is not as complex as amalgam. Looking at the properties mentioned above, it seems that glass ionomer cement can be used as an alternative material in an effort to increase the filling-withdrawal ratio in public dental health service units. So far, not much is known about the use of glass ionomer cement filling materials in influencing efforts to retain teeth in public dental health service institutions, for this reason it is necessary to carry out studies to obtain