Perbandingan hasil pengukuran lebar lengkung gigi antara model studi konvensional dengan model studi digital
L atar belakang: Maloklusi menduduki peringkat ketiga sebagai masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling banyak ditemukan pada penduduk Indonesia. Perawatan ortodonti dibutuhkan untuk memperbaiki susunan gigi dan hubungan rahang sehingga tercapai suatu oklusi yang normal. Pengukuran lebar lengkung gigi merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam menentukan rencana perawatan ortodonti. Pengukuran lebar lengkung gigi didapatkan dengan melakukan analisis model studi. Di perkembangan era digital sekarang ini, model studi dapat dibuat dalam bentuk tiga dimensi sehingga pengukuran dapat dilakukan secara digital. Tujuan: Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengukuran lebar lengkung gigi antara model studi konvensional dengan model studi digital fotogrametri. Metode: Penelitian analitik komparatif dengan pendekatan kuantitatif. Sebanyak 30 model studi rahang atas dan rahang bawah dengan kasus maloklusi kelas I digunakan sebagai sampel. Model studi digital dibuat dengan menggunakan teknik fotogrametri dari model studi konvensional yang sama. Pengukuran pada model studi konvensional dan digital dilakukan sebanyak dua kali, kemudian dilakukan analisis data Wilcoxon. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil pengukuran antara lebar lengkung gigi model studi konvensional dan model studi digital fotogrametri (p<0.05). Kesimpulan: Penlitian ini menunjukkan adanya perbedaan hasil pengukuran model studi konvensional dengan model studi fotorametril dalam mengukur lebar lengkung gigi.
B ackground: Malocclusion is ranked third as the most common dental and oral health problem in the Indonesian population. Orthodontic treatment is needed to correct the arrangement of teeth and jaw relationships to achieve a normal occlusion. Measurement of dental arch width is one of the factors that plays an important role in determining orthodontic treatment plans. Measurement of the dental arch width was obtained by conducting an analysis of the dental cast. In this era of digitalization, dental cast can be made in three-dimensional form so that measurements can be done digitally. Purpose: To find out whether there is a difference in the measurement of dental arch width between the dental cast and the digital dental model obtained with photogrammetry techniques. Method: Comparative analytical research with a quantitative approach. A total of 30 upper and lower dental cast with class I malocclusion were used as samples. The digital dental model study was created using photogrammetry techniques. Measurements on the dental cast and the digital dental model were carried out twice, and then followed by Wilcoxon data analysis. Results: The results showed that there were differences in the measurement results between the dental arch width of the dental cast and the digital dental model (p<0.05). Conclusion: This study shows that there are differences in the measurement results of the dental cast and the digital dental model in measuring dental arch width.