Efektivitas asam hialuronat dan plester sariawan topikal pada penyembuhan stomatitis aftosa dan ulkus traumatikus
S tomatitis aftosa merupakan salah satu penyakit mulut yang paling umum terjadi. Prevalensi ulserasi mulut di seluruh dunia adalah 4%, dengan stomatitis aftosa menempati urutan terbesar yaitu 25%. Stomatitis aftosa merupakan suatu ulserasi mulut yang memiliki self-limiting disease sehingga obat yang spesifik untuk mengurangi rasa sakit yang ditimbulkan lesi masih sangat langka, begitu juga dengan ulkus traumatikus yang memiliki karakteristik mirip dengan stomatitis aftosa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas antara aplikasi topikal asam hialuronat dan plester sariawan dalam menyembuhkan stomatitis aftosa dan ulkus traumatikus. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental uji klinis dengan rancangan penelitian cross sectional pra dan paska perlakuan dilihat berdasarkan indikator diameter lesi dan skala visual analog (VAS). Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terlihat perbedaan rata-rata penyembuhan antara kedua grup berdasarkan indikator diameter lesi dan skor VAS pada hari pertama, perbedaan yang signifikan terlihat pada hari ke-4 berdasarkan diameter lesi (4,31 mm pada AH dan 2,6 mm pada plester sariawan) dan skor VAS (1,8 pada AH dan 1,03 pada plester sariawan). Biarpun diameter lesi (95.353, p value 0.000) dan skor VAS (168.996, p value 0.000) kedua obat sama-sama mengalami penurunan hingga hari ke-7, terlihat bahwa plester sariwan memiliki diameter dan skor VAS lebih rendah dibandingkan obat topikal asam hialuronat. Hasil ini menunjukkan bahwa plester sariawan sama efektifnya dengan obat topikal asam hialuronat dalam menyembuhkan stomatitis aftosa dan ulkus traumatikus.
A phthous stomatitis is one of the most common oral diseases. The prevalence of oral ulceration worldwide was 4%, with 25% of it was aphthous stomatitis. Aphthous stomatitis is a self-limiting disease, so there is no specific treatment to reduce the pain of the lesions itself, as well as traumatic ulcers that has the similar characteristics with aphtous stomatitis. The aim of this study is to determine the difference between the effectiveness of hyaluronic acid and oral patch as the treatment of aphthous stomatitis and traumatic ulcers. The type of this research is an experimental clinical trial with cross sectional study before and after treatment based on diameter lesion and visual analog scale (VAS) as the indicators. This study indicate that there was no statistical difference between two groups in healing the ulcers on day l, significant differences were found in day 4 based on diameter lesion (4,31 mm in HA group and 2,6 mm in oral patch group) and VAS score (1,8 in HA group and 1,03 in oral patch group). The diameter lesion (95.353, p value 0.000) and VAS score (168.996, p value 0.000) of two groups decreased within time. However, the diameter lesion and VAS score in oral patch group was statistically lower than the HA group. These outcomes shown that the oral patch can be as effective as topical hyaluronic acid in aphthous stomatitis and traumatic ulcer treatment.