Konservasi Budaya Betawi pada Kawasan Setu Babakan, Srengseng Sawah
D engan aset berupa komunitas Betawi Dalam, Situ Babakan dan Situ Mangga Bolong menjadikan kawasan Setu Babakan berpotensi sebagai daerah konservasi budaya Betawi dan daerah wisata. Berdasarkan Rencana umum Tata Ruang Jakarta, kawasan setu Babakan merupakan Wilayah pengembangan Selatan yang merupakan kawasan dengan katagori kawasan dengan katagori kawasan hijau dan daerah resapan air. Masalah yang terdapat pada kawasan Setu Babakan yaitu erosi, ruang terbuka hijau yang semakin berkurang dan kehidupan sosial budaya Betawi yang semakin terdesak. Oleh karena itu perlu usaha pelestarian dalam bentuk perencanaan kawasan konservasi budaya Betawi dengan tujuan untuk melestarikan dan melindungi symber daya fisik dan non fisik kawasan.Kawasan setu babakan memiliki daya dukung lahan yang cukup. Mengingat fungsi kawasan sebagai daerah resapan air maka penggunaan ataupun pengembangan lahan harus berdasarkan kepada pertimbangan ekologis. Sejalan dengan kebijakan Pemda DKI Jakarta maka di dalam pengembangan kawasan dibagi menjadi 3 (tiga) zona, yaitu : zona preservasi, zona konservasi, dan zona pemanfaatan. Pengembangan kawasan akan dititikberatkan kepada pengembangan ruang - ruang terbuka yang ada pada masing - masing zona.pengembangan kawasan berlandaskan pada konsep utama perencanaan yaitu mengadakan usaha konservasi budaya Betawi pada kawasan. Oleh karena itu dalam tata ruang terbuka, gubahan ruang terbuka, penghijauan, sistem jaringan transportasi dan infastruktur haruslah memasukkan usaha konservasi sebagai kunci pemecahan masalah.kawasan di rencanakan memiliki fungsi menunjang satu sama lain. seperti pada zona preservasi ditunjang oleh fungsi zona konservasi dan sebagainya pengembangan rencana masing-masing zona haruslah memperhatikan standar-standar kebijakan dari yang berwenang dan batas - batas adaptibilitas terhadap pengaruh lingkungan untuk 1 (satu) tahun, 5 (lima) tahun atau bahkan 10 (sepuluh) tahun yang akan datang.
H aving assets the Betawi Dalam community, Situ Babakan and Situ Mangga Bolong become Setu Babakan area for Betawi culture and recreational area. Based on the Jakarta's Planning Guidelines, Setu Babakan area is a part of South Development Region that can be divined as a green area and cathment area category. The problems that can be identified in Setu Babakan area, are erosion, decreased open space area and the socialites life of Betawi's culture is getting pushed. There should be a treatment of preservation by implementation in a planning of conservation Betawi culture that purpose for preserving and preventing natural physical and non-physical resources of this area. Setu Babakan area has enough supporting land capability. Pointing that function of Setu Babakan area as a catchment area, using or establishing land should be based on ecological consideration. As it goes on with the policy of local goverment of Jakarta, developing of Setu Babakan area divided into three zones; preservation, conservation, and useful supporting zones. The development of Setu Babakan area will be pointed to the developing of open wide area for its zone. The development of Setu Babakan area is based on mayor planning concept, which is preparing movement of Betawi's culture conservation into Setu Babakan. Therefore, in the landscape plan concept, creation of open space form, green plan concept and transportation system concept must include the conservation act, as a key to solve planning's problems. Setu Babakan area had been planning to have function that support each other. Like, on the preservation zone being supported by conservation zone and et cetera. Development of planning and design on each zone must be based on standards, principles and must be adaptable to environment for the next one, five or even ten years.