Hubungan antara menonton televisi dan prestasi belajar
T elevisi sebagai media komunikasi massa yang bersifat satu arah memiliki fungsi untuk mendidik, memberikan informasi, mengajak serta menghibur. Fungsi menghibur lebih dominan dibanding ketiga fungsi lainnya sehingga meningkatkan kebiasaan menonton televisi. Pada beberapa penelitian menyimpulkan bahwa kebiasaan menonton televisi umumnya meningkat pada usia sekolah dasar. Kebiasaan yang meningkat ini berpotensi untuk mempengaruhi berbagai aspek kehidupan anak terutama prestasi belajar. Untuk mewujudkan pencapaian prestasi belajar anak yang baik dengan membatasi kebiasaan menonton televisi, maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara menonton televisi dan prestasi belajar. Penelitian menggunakan studi observasional dengan desain potong lintang yang mengikutsertakan 36 siswa kelas VI SDN 01 Pagi Tomang. Data dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner untuk mengukur intensitas menonton televisi dan data sekunder berupa laporan hasil belajar semester ganjil untuk mengukur prestasi belajar. Analisis data dengan menggunakan SPSS 20 dan tingkat kemaknaan yang digunakan besarnya 0,05. Sebanyak 63,9% siswa memiliki intensitas menonton televisi yang rendah, serta 61,1% siswa memiliki prestasi belajar yang baik. Uji analisis Spearman menunjukkan adanya hubungan negatif sangat lemah dan tidak bermakna antara menonton televisi dan prestasi belajar (r = -0,201, p-value = 0,241). Penelitian ini menunjukkan hubungan negatif sangat lemah dan tidak bermakna antara intensitas menonton televisi dan prestasi belajar pada siswa kelas VI SDN 01 Pagi Tomang.
T elevision as a one-way mass communication media has the function to educate, provide information, invite and entertain. The entertaining function is more dominant than the other three functions, thus increasing television viewing habits. In several studies concluded that television viewing habits generally increase in primary school age. This increased habit has the potential to influence various aspects of a child's life, especially learning achievement. To realize good children's learning achievement by limiting television viewing habits, it is necessary to conduct research that aims to determine the relationship between watching television and learning achievement. The study used an observational study with a cross-sectional design that included 36 class VI students of SDN 01 Pagi Tomang. Data was collected by interview using a questionnaire to measure the intensity of television viewing and secondary data in the form of odd semester learning outcomes to measure learning achievement. Data analysis using SPSS 20 and the level of significance used is 0.05. As many as 63.9% of students have low television viewing intensity, and 61.1% of students have good learning achievement. Spearman's analysis test shows that there is a very weak and negative relationship between watching television and learning achievement (r = -0.201, p-value = 0.241). This study shows a negative relationship is very weak and not meaningful between the intensity of watching television and learning achievement in class VI students of SDN 01 Pagi Tomang.