K Kompetisi antar merek yang tinggi mendorong pemasar untuk semakin kreatif dalam memaksimalkan strategi pemasaran, salah satunya adalah melalui desain kemasan produk. Beberapa produsen kosmetik yang menggunakan strategi komodifikasi pada desain kemasan adalah Innisfree dan Seed Phutonutrient dengan penggunaan konsep kemasan sustainable. Munculnya praktik komodifikasi dalam visualisasi desain kemasan dikaji melalui sistem tanda yang muncul pada kemasan untuk memahami makna yang terkandung di dalamnya dan memahami tanda-tanda tersebut melalui pemaknaan konotasi dan mitos. Bagaimana konsep sustainable pada tampilan elemen-elemen verbal dan visual pada desain kemasan seperti warna, logo, tipografi, dan gambar/ilustrasi menjadi strategi komodifikasi dengan mentransformasi nilai guna menjadi nilai tukar melalui makna-makna sustainable.Tujuan penelitian adalah memahami material sustainable yang digunakan pada struktur kemasan, mengetahui representasi elemen-elemen desain kemasan dalam mitos sustainable, dan mengidentifikasi material dan elemen desain kemasan yang digunakan sebagai alat komodifikasi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi non partisipan, dokumentasi, dan studi pustaka. Analisis data menggunakan kriteria Sustainable Packaging oleh SPC’s untuk mengidentifikasi standar kemasan sustainable yang digunakan produk kosmetik. Teori Roland Bathes digunakan untuk mendapatkan mitos sustainable dan teori komodifikasi sebagai upaya dalam menjawab rumusan tanda yang digunakan sebagai strategi komodifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya praktik komodifikasi, dimana komodifikasi terbentuk dari perbedaan material dan narasi pada elemen kemasan yang digunakan. Konsep desain kemasan sustainable dapat terkonstruksikan apabila material dan elemen visual dapat merepresentasikan sustainable produk secara holistik.