Faktor-faktor yang berhubungan dengan dry eye syndrome pada pengguna komputer
D Dry eye sindrom (DES) merupakan gangguan pada permukaan mata, yang ditandai dengan ketidakstabilan produksi dan fungsi dari lapisan air mata. Pada pekerja yang menggunakan komputer, penyebab sindrom dry eye adalah penguapan air mata yang berlebihan karena kurangnya frekuensi mengedip. Penelitian menggunakan studi kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional (potong lintang) yang mengikutsertkan 140 pegawai Badan Pemeriksa Keuangan. Data dikumpulkan dengan pengisian kuesioner dengan menggunakan Ocular Surface Disease Index ( OSDI ) dan perhitungan langsung tingkat pencahayaan ruangan menggunkan Luxmeter , suhu ruangan menggunakan Thermometer. Analisis data dengan menggunakan SPSS , uji statistik dengan Chi-square dan tingkat kemaknaan yang digunakan besarnya 0,05. Hasil penelitian menunjukan prevalensi keluhan dry eye sindrom antara pekerja yang menggunakan komputer di Badan Pemeriksa Keuangan adalah 44 %. Sedangkan hasil analisis terhadap faktor resiko yang berhubungan dengan sindrom mata kering adalah merokok dengan Pvalue 0,007 dan tingkat pencahayaan ruangan dengan Pvalue 0,000. Dapat disimpulkan terdapat hubungan antara faktor resiko ( merokok dan tingkat pencahayaan ruangan ) terhadap keluhan dry eye sindrom pada pegawai yang menggunakan komputer Badan Pemeriksa Keuangan
D Dry eye syndrome ( DES ) is a disturbance that’s located on the surface of the eye, which is marked by the instability of the production and function of the tear layer. In employees who use computers, the cause of dry eye syndrome are excessive tear evaporation due to lack frequency of winking. This study is using a quantitative study with descriptive analytic methods along with cross-sectional approach (cross cut) that were participated by 140 Badan Pemeriksa Keuangan. Data were collected by filling out questionnaires with Ocular Surface Disease Index ( OSDI ) and direct calculation of the level of the light’s exposure in rooms using the Luxmeter, and the room temperature using a Thermometer. Data analysis using SPSS, statistic test with Chi-square test and the significance level about 0,05.RESULTSThe results showed that the prevalence of dry eye syndrome complaints among workers who use computers at Badan Pemeriksa keuangan is 44 % . While the result of the analysis of the risk factors relating to dry eye syndrome is smoking with the P value of 0.007 and the level of the light’s in rooms with the P value of 0,000.CONCLUSIONSIt can be concluded that there is a relationship between risk factors (smoking and level of light’s exposure in rooms) with a complaint of dry eye syndrome in which Badan Pemeriksa Keuangan that has been using computers