Hubungan kebiasaan merokok dengan kapasitas oksigen maksimal pada laki-laki usia 25-35 tahun
M Merokok merupakan salah satu masalah utama yang terjadi di Indonesia. Seseorang yang memiliki kebiasaan merokok berisiko mengalami gangguan fungsi paru, jantung dan pembuluh darah yang akan mengakibatkan penurunan kinerja jantung paru. Ketahanan kardiorespirasi dapat diukur melalui kadar VO2Max yang di lakukan dengan uji jalan 6 menit. Penelitian ini dilakukan untuk melihat adakah hubungan antara kebiasaan merokok dengan kapasitas oksigen maksimal.METODEPenelitian menggunakan studi analitik dengan desain potong silang yang mengikutsertakan 72 Petugas Penanganan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Gandaria Selatan dan Gandaria Utara. Penelitian ini meliputi pengukuran antropometri, tekanan darah, denyut jantung, dan total jarak uji jalan enam menit, yang hasilnya dikonversikan menjadi VO2Max untuk menentukan tingkat kapasitas oksigen maksimal. Analisis data dengan menggunakan program SPSS 22.HASILPada hasil penelitian diperoleh hasil sebanyak 12.55% memiliki VO2Max sangat buruk, 44.44% VO2Max buruk, 30.6% VO2Max cukup, 11.1% VO2Max baik, dan 1.4% VO2Max sangat baik. Mengenai derajat perokok, sebanyak 44.44% perokok ringan, 27.78% perokok sedang, 2.78% perokok berat dan 25% tidak merokok. Uji Korelasi Spearman menunjukkan terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan kapasitas oksigen maksimal, dengan korelasi lemah dan negatif (r = -0.272 ; p = 0,021). Maka, semakin tinggi kebiasaan merokok seseorang, semakin rendah kapasitas oksigen maksimal.KESIMPULANTerdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan kapasitas oksigen maksimal pada laki-laki usia 25-35 tahun di Kelurahan Gandaria Selatan dan Kelurahan Gandaria Utara.
S Smoking is one of the main problems that occurred in Indonesia. Smoking behavior could increase the risk of impaired lung, heart, and vascular function which result in poor performance of cardiopulmonary or cardiorespiratory endurance. Cardiorespiratory endurance can be measured by VO2Max level that obtained by 6 minute walking test. This study was conducted to determine the correlation of smoking behavior and maximum oxygen capacity.METHODThis is an analytic study with cross sectional design that included 72 Public Facilities Management Officer (Petugas Penanganan Sarana Umum/PPSU) in South Gandaria and North Gandaria. This study included anthropometric, blood pressure, and heart rate measurements. Total distance of six minutes walk test was converted into VO2Max level for determining cardiorespiratory endurance. Data analysis used SPSS 22.RESULTSThe results showed 12.55% of samples had very poor VO2Max, 44.44% had poor VO2Max, 30.6% had enough VO2Max, 11.1% had good VO2Max and 1.4% of samples had very good VO2Max. Based on the degree of smokers, 44.44% of samples were mild smoker, 27.78% were moderate smoker, 2.78% were heavy smoker, and 25% were not smoker. Spearman correlation test showed a correlation of smoking and cardiorespiratory endurance, with a weak and negative correlation (r = -0272; p = 0.021). Hence, people will get the lower amount of oxygen capacity when they are in a higher habit of smoking.CONCLUSIONThere is a correlation of smoking behavior and maximum oxygen capacity in men aged 25-35 years in South Gandaria and North Gandaria.