Studi laboratorium surfaktan mes kelapa sawit dan kosurfaktan alkohol terhadapcrude oil 33°api
S Sumur minyak di Indonesia mengalami penurunan yang berkelanjutan hal ini dikarenakan umur sumur yang telah terlampau tua. Metode Enhanced Oil Recovery (EOR) melalui injeksi surfaktan telah dipilih untuk mengembalikan laju produksi minyak yang optimal. Penelitian ini mengevaluasi efektivitas penggunaan Methyl Ester Sulfonate (MES) dari kelapa sawit sebagai surfaktan, dengan tambahan aditif ethanol 96%. Tujuan dari injeksi surfaktan adalah untuk menurunkan Interfacial Tension (IFT) antara air dan minyak, yang dilakukan dengan menurunkan tegangan antarmuka sehingga tekanan kapiler dalam pori-pori sempit pada batuan reservoir dapat dikurangi. Studi laboratorium menggunakan variasi konsentrasi surfaktan MES (0,5%; 0,75%; 1%; 1,25%; 1,5%; 1,75%; dan 2%) serta aditif ethanol 96%, dalam larutan brine dengan salinitas 7.500 ppm pada suhu 60℃. Hasil uji kestabilan larutan menunjukkan bahwa larutan surfaktan tidak stabil sehingga dilakukan penambahan kosurfaktan. Setiap konsentrasi surfaktan+kosurfaktan kemudian dicampur dengan minyak ringan 33° API dalam pipet tube. Hasil uji kestabilan larutan (aqueous stability) menunjukkan bahwa larutan surfaktan+kosurfaktan stabil. Selanjutnya, setiap konsentrasi surfaktan+kosurfaktan dicampur dengan minyak ringan 33° API dalam pipet tube. Emulsi fase tengah terbaik terbentuk pada konsentrasi 1,25% dengan salinitas 7.500 ppm, mencapai 0,06 ml atau 1,5%. Surfaktan dengan konsentrasi 1,25% menunjukkan nilai IFT terendah, yaitu 0,457 dyne/cm. Pengujian adsorpsi surfaktan pada variasi konsentrasi 1,25% menghasilkan adsorpsi statis sebesar 37,865 mg/g dan adsorpsi dinamis sebesar 3,875 mg/g Pengujian dilanjutkan ke tahap coreflooding, dengan hasil Recovery Factor (RF) pada waterflooding sebesar 66,67% dan RF pada surfaktan flooding sebesar 10,42%. Penelitian ini memberikan indikasi bahwa penggunaan surfaktan MES dari kelapa sawit dengan penambahan ethanol 96% pada air formasi dapat memfasilitasi pembentukan emulsi yang stabil selama lebih dari dua minggu dan meningkatkan RF selama proses injeksi.
O Oil wells in Indonesia are experiencing a continuous decline due to their advanced age. Enhanced Oil Recovery (EOR) using surfactant injection has been chosen to restore optimal oil production rates. This study evaluates the effectiveness of using Methyl Ester Sulfonate (MES) derived from palm oil as a surfactant, with the addition of 96% ethanol as an additive. The objective of surfactant injection is to reduce the Interfacial Tension (IFT) between water and oil by lowering the interfacial tension, thus decreasing capillary pressure in the narrow pores of the reservoir rock. Laboratory studies used variations of MES surfactant concentrations (0.5%; 0.75%; 1%; 1.25%; 1.5%; 1.75%; and 2%) and 96% ethanol as an additive in brine with a salinity of 7,500 ppm at a temperature of 60℃. Initial aqueous stability tests showed that the surfactant solution was unstable, necessitating the addition of a co-surfactant. Each concentration of surfactant + co-surfactant was then mixed with light oil (33° API) in pipet tubes. Aqueous stability tests indicated that the surfactant + co-surfactant solution was stable. The best middle phase emulsion was formed at a concentration of 1.25% with a salinity of 7,500 ppm, reaching 0.06 ml or 1.5%. The surfactant at this concentration also showed the lowest IFT value, 0.457 dyne/cm. Adsorption tests of the surfactant at a 1.25% concentration resulted in a static adsorption value of 37.865 mg/g and a dynamic adsorption value of 3.875 mg/g. Coreflooding tests continued, yielding a Recovery Factor (RF) of 66.67% for waterflooding and 10.42% for surfactant flooding. This study indicates that the use of MES surfactant from palm oil with the addition of 96% ethanol in formation water can facilitate the formation of stable emulsions for over two weeks and enhance RF during the injection process.