G Gangguan Tidur umumnya dialami oleh seseorang disebabkan oleh gangguan psikis atau stres yang menyebabkan gangguan pada metabolisme tubuh seseorang. Efek dari stres tersebut dapat membuat otot menjadi lebih tegang. Kontraksi otot yang sering dan terus menerus akan memicu rasa sakit pada kepala, migrain, dan kondisi lainnya. Selain itu, efek dari setress dapat meningkatkan frekuensi nafas, peningkatan detak jantung dan aliran darah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara insomnia dengan terjadinya hipertensi. Penelitian menggunakan studi analitik observasional dengan desain cross-sectional yang mengikutsertakan 44 pekerja satpam pria di PT. X. Penelitian ini meliputi kuesioner ISI (Index Severity Insomnia) untuk menilai insomnia dan pengukuran tekanan darah dengan menggunakan stetoskop dan tensimeter. Analisis data menggunakan uji Chi-square. Total responden yang berpartisipasi pada penelitian ini sebanyak 44 subyek dengan keseluruhan responden laki-laki. 30 responden mengalami hipertensi (68,2%), yang memiliki tekanan darah prehipertensi 14 responden (31,8%). Sedangkan 27 responden mengalami insomnia (61,4%), dan tidak ada insomnia 17 responden (38,6%). Dilihat dari uji analisis Chi-square yang dilakukan, didapatkan p = 0,694. Tidak terdapat hubungan bermakna antara insomnia dengan tekanan darah pada satpam pria di PT. X.