Hubungan asupan vitamin d dengan kejadian osteoporosis pada lanjut usia
L LATAR BELAKANGOsteoporosis merupakan kelainan tulang akibat rendahnya kepadatan mineral tulang (BMD). Terdapat beberapa faktor risiko terjadinya osteoporosis, seperti indeks massa tubuh (IMT) yang rendah, asupan vitamin D kurang, asupan kalsium yang rendah, merokok, aktivitas fisik yang rendah, dan riwayat fraktur sebelumnya. Seiring berjalannya waktu, kemampuan individu untuk absorpsi vitamin D akan semakin berkurang. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara asupan vitamin D dengan kejadian osteoporosis pada lansia.METODEPenelitian ini dilakukan dengan desain cross-sectional dengan 94 subjek penelitian lansia berusia >60 tahun. Penilaian osteoporosis dilakukan menggunakan OPAQ (The Osteoporosis Assessment Questionnaire) dan penilaian vitamin D dilakukan menggunakan SQ-FFQ (Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire). IMT (kg/m2) dan karakteristik subjek termasuk usia serta jenis kelamin diperhitungkan pada penelitian ini. Uji chi-square digunakan untuk analisis dataHASILSubjek terbanyak berusia 60-69 tahun (55,3%) dan berjenis kelamin perempuan (70,2%). Distribusi IMT terbanyak adalah kategori normal (29,8%). Subjek dengan asupan vitamin D kategori cukup (55,3%), sedangkan tingkat kejadian osteoporosis terbanyak masuk ke dalam kategori risiko rendah (78,7%). Terdapat hubungan yang bermakna antara usia, IMT dan asupan vitamin D dengan risiko kejadian osteoporosis dengan masing-masing (p= 0,021 ; p=0,025 ; p=0,021) dan tidak dapat hubungan antara jenis kelamin dan kejadian osteoporosis (p=0,765).KESIMPULANPenelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara asupan vitamin D dengan kejadian osteoporosis.
B BACKGROUNDOsteoporosis is a bone disorder due to low bone mineral density (BMD). There are several risk factors for osteoporosis, such as low body mass index (BMI), less vitamin D intake, low calcium intake, smoking, low physical activity, and a history of previous fractures. Over time, the individual's ability to absorb vitamin D will decrease. This study aims to assess the relationship between vitamin D intake and the incidence of osteoporosis in the elderly.METHODSThis study was conducted with a design cross-sectional with 94 elderly subjects aged >60 years. The osteoporosis assessment was carried out using the OPAQ (The Osteoporosis Assessment Questionnaire) and the vitamin D assessment was carried out using the SQ-FFQ (Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire). BMI (kg/m2) and subject characteristics including age and sex were taken into account in this study. Chi-square test was used for data analysisRESULTSMost of the subjects were aged 60-69 years (55.3%) and female (70.2%). The most distribution of BMI is in the normal category (29.8%). Subjects with adequate vitamin D intake (55.3%), while the highest incidence of osteoporosis were included in the low risk category (78.7%). There was a significant relationship between age, BMI and vitamin D intake with the risk of osteoporosis (p= 0.021; p=0.025; p=0.021) and there was no relationship between gender and the incidence of osteoporosis (p=0.765).CONCLUSIONThis study shows that there is a significant relationship between vitamin D intake and the incidence of osteoporosis.