S ekitar 20% remaja di dunia mengalami stres dan gangguan mental emosional setiap tahunnya. Stres merupakan adaptasi umum atau pola reaksi menghadapi stressor dan diperlukan cara untuk mengatasi stres melalui tindakan mengelola stres. Menurut data dari American Psychological Association, hampir setengah dari remaja (sekitar 42%) melaporkan bahwa mereka tidak yakin mampu mengelola stres. Terdapat bukti pada penelitian sebelumnya bahwa hubungan dengan hewan dapat mengurangi stres psikologis. Kedekatan dengan hewan menjadi faktor penting terhadap pencegahan gejala depresi pada anak dan remaja. Hewan memiliki peran sebagai strategi koping yang positif untuk anak – anak maupun remaja. Kedekatan dengan hewan mampu mengurangi stres atau membantu manajemen stres, serta mempromosikan stabilitas emosional. Kontak dengan hewan mampu meningkatkan mood, dengan melibatkan sistem neuroendokrin dimana keterlibatan serat saraf tidak bermielin akan menghantarkan stimulasi menuju amigdala yang berperan dalam proses emosional, selama respon terhadap stres. Keterlibatan hipothalamus-hipofisis- adrenal axis dan proses feedback mechanism, yang kemudian diikuti dengan peningkatan oksitosin dan penurunan kortisol sehingga mampu melemahkan respons fisiologis terhadap stres. Waktu interaksi yang diperlukan berkisar antara 10 – 20 menit untuk mendapatkan efek pengurangan terhadap stres yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan suasana hati individu. Kepemilikan hewan dalam waktu lebih dari tiga tahun akan lebih merasakan kedekatannya dibanding yang kurang. Interaksi dengan hewan ini mampu menghasilkan manfaat untuk pengaruh yang lebih positif dari efek strategi koping yang biasa digunakan.