Tingkat pengetahuan dokter gigi di Jakarta Barat tentang rugae palatina
L atar belakang: Setiap dokter dapat dimintai bantuannya untuk mengklarifikasi suatu kasus pidana oleh pihak yang berwajib. Oleh karena itu, pengetahuan tentang odontologi forensik tidak hanya harus dimiliki oleh dokter gigi ahli forensik, namunseluruh dokter gigi yang berpraktik juga berkewajiban untuk memiliki pengetahuantersebut. Identifikasi gigi merupakan metode yang paling umum digunakan dalamlingkup odontologi forensik, ternyata rugae palatina juga dapat digunakan sebagaialternatif metode identifikasi individu. Rugae palatina telah dibuktikan dandianggap relevan dikarenakan keunikannya pada setiap pola rugae dan telahdisetarakan dengan sidik jari. Tujuan: Memperoleh gambaran mengenai tingkatpengetahuan dokter gigi di Jakarta Barat tentang rugae palatina. Metode:Penelitian observasional deskriptif dengan rancangan cross sectional yangdilakukan secara daring. Jumlah responden yang mengikuti penelitian ini yaitusebanyak 100 dokter gigi yang berpraktik di Jakarta Barat. Kuesioner digunakansebagai alat pengukur pengetahuan yang terdiri atas 11 pertanyaan dengan jawabanyang tepatakan diberi skor 2, jawaban salah diberi skor 1, dan jawaban tidak tahudiberi skor 0. Hasil: Hasil pengolahan data dari jawaban responden digolongkankedalam tiga kategori pengetahuan. Berdasarkan hasil perhitungan data penelitiandidapatkan bahwa sebanyak 36 responden (36.0%) masuk dalam kategori baik(76%-100%), kemudian sebanyak 34 responden (34.0%) masuk dalam kategoricukup (56%-75.9%) dan 30 responden (30.0%) masuk dalam kategori kurang(kurang dari 56%). Kesimpulan: Penelitian ini mendapatkan sebanyak 36.0 %responden masuk dalam pengetahuan baik, 34.0% responden masuk dalampengetahuan cukup, dan 30.0% responden masuk dalam pengetahuan kurang.
B ackground: A dentist is able to be requested for help investigating a crimehandled by the authorities. Hence, the knowledge of forensic odontology has to bepossessed by not only forensic dentists but also all practicing dentists require havingthe knowledge. Dental identification is the most general method used in forensicodontology, not only tooth; palatine rugae are evidently able to be used as analternative in personal identification method. Palatine rugae have been proven andconsidered to be relevant since their uniqueness in each rugae pattern. Palatinerugae have been equated with finger prints. Purpose: To obtain the illustration ofthe dentists’ knowledge level regarding palatine rugae in West Jakarta. Method:Descriptive observational study with cross sectional design conducted throughonline. The data collected from 100 respondents, all are dentists who practice inWest Jakarta. A questionnaire used to measure the dentists’ knowledge. It consistsof 11 closed-ended questions; score 2 given for correct answer, score 1 given forincorrect answer, and score 0 given for ‘don’t know’ answer. Result: The result ofdata calculation from respondents’ answers was divided into three knowledgecategories. Based on the research data calculation, 36 respondents (36.0%) havegood knowledge (76%-100%); 34 respondents (34.0%) have adequate knowledge(56%-75.9%); and 30 respondents (30.0%) have lack knowledge (less than 56%).Conclusion: The study obtained 36.0 % respondents have good knowledge, 34.0%respondents have adequate knowledge, and 30.0% respondents have lackknowledge