Perbedaan jumlah kolagen pada proses penyembuhan defek tulang pasca aplikasi tandur tulang dengan dan tanpa paparan asap rokok: kajian pada tikus sprague dawley
T ulang memiliki respons penyembuhan secara alami, namun seringkali tulang tidak dapat beregenerasi dengan baik. Tandur tulang digunakan untuk menggantikan atau memperbaiki kerusakaan tulang, namun pada perokok proses penyembuhan tulang akan terhambat karena kandungan gas karbon monoksida dalam rokok dapat menyebabkan stimulan oksigen tidak memadai untuk menstimulasi produksi kolagen. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui perbedaan jumlah kolagen pada proses penyembuhan defek tulang pasca aplikasi tandur tulang dengan dan tanpa paparan asap rokok. Dua puluh empat ekor tikus Sprague dawley dibagi menjadi 3 kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan. Kelompok Kontrol adalah kelompok yang tidak dipaparkan asap rokok, dan kelompok perlakuan adalah yang dipaparkan asap rokok. Defek dibuat pada tulang femur dengan ukuran yang sama (diameter 1.2mm). Pada masing-masing kelompok dikorbankan pada hari ke-7, 14 dan 21. Spesimen kemudian diproses secara histologis dan diwarnai dengan hematoksilin-eosin. Hasil penelitian menunjukkan terdapat sedikit perbedaan jumlah kolagen pada tikus yang dipapari asap rokok dengan yang tidak dipapari asap rokok pada hari ke-7 (0,083). Sedangkan pada hari ke 14 dan 21 tidak terdapat perbedaan jumlah kolagen (1). Secara statistic tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada jumlah kolagen antar kelompok (p>0,05). Sebagai kesimpulan, ada sedikit perbedaan jumlah kolagen pada proses penyembuhan defek tulang pasca aplikasi tandur tulang dengan dan tanpa asap rokok, namun perbedaannya tidak bermakna.
B one has a natural healing response, but often fails to regenerate better. Bone grafts are used to replace or repair the damaged bone, but the bone healing process of smokers will be hampered due to the gas content of carbon monoxide in cigarettes can cause inadequate oxygen stimulants to stimulate collagen production. The purpose of this study was to determine the differences in the amount of collagen in the healing process of bone defect after aplication of bone graft with and without cigarette smoke. Twenty-four Sprague Dawley rats were divided into 3 groups of control and 3 treatment groups. Control groups are groups that are not exposed to cigarette smoke, and the treatment group are affected by cigarette smoke. The defect was made on the femur of the same size (diameter 1.2mm). In each group were sacrificed on day 7th, 14th and 21th. Then the specimen is processed histologically and tinted with hematoxylin-eosin. The experiment results showed there was little difference in the amount of collagen in mice that are exposed to cigarette smoke between inaffected by smoke at day-7th (0,083). While on day 14th and 21th, there is no difference in the amount of collagen (1). Statistically, there is no significant difference in the amount of collagen between groups (p> 0.05). In conclusion, there is little the differences in the amount of collagen in the healing process of bone defect after aplication of bone graft with and without cigarette smoke, however the enhancement is not meaningful.