Monitoring pergerakan massa batuan dengan metode terestris menggunakan total station dan metode fotogrametri menggunakan UAV (Unmanned Aerial Vehicle) di Kaliwadas, Karangsambung, Jateng
D idapati potensi bencana berupa massa batuan yang masih aktif bergerak diperbukitan batu gamping di Kaliwadas, Kecamatan Karangsambung, Jawa Tengah.Salah satu komponen utama dalam proses identifikasi potensi bencana adalah data spasial. Penelitian dilakukan secara detail untuk membandingkan data spasial hasil pengukuran terestris menggunakan Total Station dengan hasil pengukuran metode fotogrametri menggunakan UAV (Unmanned Aerial Vehicle). Data spasial metodeterestris diperoleh dari pengukuran koordinat menggunakan Total Station danBench Marks (BM). Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali dan perbedaan koordinat dianalisa untuk mendapatkan arah dan resultan pergerakan. Data spasialmetode fotogrametri diperoleh dari foto udara dan Ground Control Points (GCP).Pengukuran dilakukan sebanyak dua kali data dan hasil pengolahan berupa DigitalElevation Model (DEM) dan Orthomosaic di-overlay untuk mendapatkan resultanpergerakan. Pengukuran terestris yang dilakukan pada interval 16 November 2016,19 Desember 2016 dan 01 Februari 2017, menunjukkan massa batuan bergerak sebesar 0.0997 meter dalam waktu 77 hari, dengan kecepatan pergerakan sebesar0.524 meter/tahun. Pengukuran fotogrametri yang dilakukan pada interval 16November 2016 dan 01 Februari 2017, menunjukkan massa batuan bergeraksebesar 0.124 meter dalam waktu 77 hari, dengan kecepatan pergerakan sebesar0.5889 meter/tahun. Berdasarkan klasifikasi kecepatan pergerakan Varnes danPeraturan Menteri no. 22 tahun 2007, kecepatan pergerakan hasil pengukuranterestris dan fotogrametri termasuk dalam kategori sangat lambat. Perbedaan hasilpengukuran dari kedua metode tersebut adalah 24.6%. Akurasi fotogrametri dapatditingkatkan dengan penambahan titik GCP. Keunggulan fotogrametri selainrelatif akurat adalah murah, cepat, dapat menjangkau wilayah yang luas dan tidakterjangkau manusia, serta mampu memproses data spasial menjadi luas dan volumesecara cepat.
A growing crack found in the limestone hills in Kaliwadas, Karangsambung,Central Java is believed to cause potential disaster in the surrounding area. One ofthe most important components for early disaster detection is spastial data. A studyis conducted to collect spatial data required to monitor the speed of rock massmovement in details through the use of terrestrial measurement using Total Stationas well as photogrammetry using UAV (Unmanned Aerial Vehicle). Terrestrialmeasurement is conducted by recording coordinates of moving landmarks whichhave been calibrated by Bench Marks (BM) whose coordinates, in turn, have beenaccurately measured using Geodetic Global Positioning System (GPS).Measurement is conducted thrice and difference in coordinates is processed asdistance travelled and direction of movement. Spatial data from photogrammetryis collected from aerial photos which will be 3D-modelled to produce DigitalElevation Model (DEM) and Orthomosaic. This is done twice and bothOrthomosaics are overlayed to calculate distance travelled. Terrestrialmeasurement conducted on the 16th November 2016, 19th December 2016 and 1stFebruary 2017 shows that rock mass travelled 0.0997 metres in distance in the spanof 77 days, resulting in the movement speed of 0.524 metres/year. Photogrammetryconducted on the 16th November 2016 and 1st February 2017 shows that rock masstravelled 0.124 metres in distance in the span of 77 days, resulting in the movementspeed of 0.589 metres/tahun. Referring to Varnes Landslide Classification andIndonesian Minister Order no 22 of 2007, the speed rock mass movement fallsunder “Very Slowâ€. The difference in the terrestrial measurement andphotogrammetry is 24.6% This result shows that photogrammetry is relativelyaccurate although results could be drastically improved by setting up more GroundControl Points (GCP). Overall, photogrammetry has several advantages such asrelatively cheap, time-efficient, able to obtain spatial data in large areas anddifficult terrains as well as easy-processing.