Hubungan nyeri temporomandibula dengan hambatan aktivitas sehari-hari : Kajian secara self-report pada anak usia 12-15 tahun
P Pendahuluan : Nyeri ternporomandibula didefinisikan sebagai nyeri yang terjadi pada otot pengunyahan, daerah preaurikular, dan/atau sendi temporomandibula. Nyeri temporomandibula rnerniliki dampak yang serius terhadap aktivitas sehari-hari penderitanya dalam berbagai tingkatan seperti kemungkinan adanya ketidakrnampuan fisik, terganggunya kualitas tidur, kualitas hidup yang lebih menurun, dan berkurangnya kernarnpuan belajar. Tujuan : Penelitian m1 dilakukan untuk mengetahui hubungan antara nyeri temporomandibula dengan hambatan aktivitas sehari-hari pada anak usia 12-15 tahun. Metode : Penelitian ini dilakukan rnenggunakan dua kuesioner yaitu TMD Pain Screener dan Graded Chronic Pain Scale yang diisi secara self-report oleh anak berusia 12-15 tahun di SMPN 126 Jakarta yang terdiri dari 150 anak laki laki dan 145 anak perempuan. Pengolahan data penelitian ini menggunakan uji korelasi Spearman. Basil : Dari 295 subjek penelitian yang diambil, sebanyak 55,6% anak mengalami nyeri temporomandibula dan 44,4% anak tidak rnengalami nyeri temporomandibula. Anak yang mengalami nyeri ternporomandibula dan memiliki hambatan aktivitas sehari-hari yang ringan sebanyak 50,2% dan yang berat sebanyak 4,1%. Kesimpulan: Prevalensi nyeri temporornandibula pada anak usia 12-15 tahun di SMPN 126 Jakarta adalah 55,6% dan terdapat hubungan berrnakna antara nyeri temporomandibula dan hambatan aktivitas sehari-hari dengan r=0,952. (p=0,00).
B Background : Temporomandibular pain is define as a pain that occurred at mastication muscle, preauricular area, and/or temporomandibular joint. Temporomandibular pain may have some serious effects for patient in their daily activities such as physical disabilities, disruption of sleep quality, low quality of life, and lack of learning ability. Objective : This study was conducted to determine the correlation between temporomandibular pain and the limitation in daily activities in children aged 12-15 years. Methods : This study was performed using two self-report questionnaire (TMD Pain Screener and Graded Chronic Pain Scale) that filled by the children aged 12-15 years in SMPN 126 Jakarta that consists of 150 boys and 145 girls. This study was using a Spearman correlation test for the data processing. Results : From 295 samples, 55,6% children experience a temporomandibular pain and 44,4% children were not experience a temporomandibular pain. They are 50,2% children who experienced a temporomandibular pain and have a light limitation in daily activities, only 4,1% children were having a severe limitation. Conclusion : The prevalence of temporomandibular pain in children aged 12-15 in SMPN 126 Jakarta are 55,6% and there is a significant correlation between temporomandibular pain and limitation in daily activities with r=0,952. (p=0,000).