Prevalensi dan karakteristik torus mandibularis : Kajian pada pasien RSGM Universitas Trisakti pada periode Agustus - Oktober 2016 pada ras mongoloid
L Latar belakang: Torus mandibularis merupakan salah satu varian normal dalam rongga mulut yang sering diinterpretasikan sebagai suatu penyakit atau kelainan. Torus mandibularis merupakan penonjolan tulang yang terletak pada aspek lingual dari mandibula. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi dan karakteristik torus mandibularis pada pasien RSGM Universitas Trisakti, berdasarkan jenis kelamin, lokasi, bentuk, ukuran serta ras Mongoloid. Metode: Penelitian ini melibatkan 110 pasien (45 pria dan 65 wanita) RSGM Universitas Trisakti. Metode untuk melihat keberadaan torus mandibularis dilakukan pemeriksaan klinis dan palpasi. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS 23.0 dan Microsoft Office Excel. Hasil: Dari 110 pasien yang diteliti, 20,9% memiliki torus mandibularis dan frekuensi lebih tinggi pada wanita (60,9%) dibandingkan laki-laki (39,1%). Prevalensi torus mandibularis lebih tinggi pada Mongoloid Asia (65,2%) daripada Mongoloid Melayu. Torus mandibularis lebih sering ditemukan dalam ukuran kecil (78,3%), bentuk bilateral multipel (52,2%), dan terletak di gigi kaninus ke daerah premolar (65,2%). Kesimpulan: Prevalensi torus mandibularis pada pasien di RSGM FKG Universitas Trisakti selama bulan Agustus - Oktober 2016 adalah 20,9%. Terdapat perbedaan bennakna antara prevalensi torus mandibularis laki - laki dan perempuan. Torus mandibularis lebih banyak ditemukan dalam ukuran kecil, dan bentuk bilateral multipel, dengan posisi di gigi kaninus ke daerah premolar, serta lebih banyak ditemukan pada ras Mongoloid Asia dibandingkan Mongoloid Melayu.
B Background: Torus mandibularis is one of variant normal in the oral cavity is often interpreted as a disease or disorder. Torus mandibularis is a bony protuberance located on the lingual aspect of the mandible. Objective: The atm of this study was to determine the prevalence and characteristics of the patients of the Hospital of the torus mandibularis Trisakti University, based on gender, location, shape, size and Mongoloid races. Methods: The study included 110 patients (45 men and 65 women) of the Hospital University of Trisakti. Clinical examination and palpation are used as methods to check the torus mandibularis. Results: Of the 110 patients studied, 20.9% had a torus mandibularis and the frequency was higher among women (60.9%) than men (39.1%). The prevalence of torus mandibularis is higher in Asian Mongoloid (65.2%) than Malay Mongoloid. Torus mandibularis is more often found in small size (78.3%), the form of multiple bilateral (52.2%), and is located in canines to the premolar region (65.2%). Conclusion: The prevalence of torus mandibularis in patients at the Hospital Dentistry Trisakti University during August - October 2016 was 20.9%. There is a significant difference between the prevalence of torus mandibularis of the male and female. Torus mandibularis was more common in small size and the shape of multiple bilateral, with the position in the canine to premolar region, and was more common in the Asian Mongoloid race compared to Malay Mongoloid race.