Usulan perbaikan kualitas dan implementasi 5s pada produk bracket box 1 menggunakan Metode Six Sigma di PT. Subur Djaja Teguh
P Perbaikan kualitas produk yang dihasilkan merupakan sesuatu yang mutlak perlu dilakukan oleh setiap perusahaan untuk dapat bersaing di era yang semakin kompetitif ini. Perbaikan kualitas tersebut diperlukan pula bagi produk jadi yang dihasilkan oleh proses spot assemby nuts (proses pengelasan) dengan menggunakan mesin DIE JIE KVA. Pada perbaikan proses ini, dilakukan dengan menggunakan tahapan six sigma yang dikenal sebagai DMAIC ( Define-Measure-Analyze-Improve-Control ), dimana dalam tiap-tiap .tahapannya menggunakan berbagai kombinasi metode ataupun tools (alat) baik yang bersifat kuatitatif maupun kualitatif yang dikaji secara ringkas, fleksibel dan tepat yang didasari oleh data-data yang aktual. penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisa permasalahan-permasalahan yang terjadi pada proses produksi pada Bracket Box 1, serta memberikan usulan perbaikan untuk meminimalisasi kegagalan / kecacatan pada produk dan melakukan implementasi terhadap usulan yang diberikan dengan menggunakan analisa FMEA (Failure Mode and Effect Analyze). berdasarkan hasil penelitian, produk setengah jadi sampai dengan produk jadi yang dihasilkan oleh PT. Subur Djaja Teguh diidentifikasi bahwa kecacatan pada produk Bracket Box 1 di PT. Subur Djaja Teguh sebelum diberikan usulan perbaikan dan impelementasi adalah dengan persentase cacat tertinggi sebesar dengan rata-rata 17% khususnya cacat atribut dibagian pengelasan dengan tingkat sigma sebesar 3,33 sigma yang menandakan masih terdapat sekitar 33936 kejadian cacat dalam satu juta kemungkinan yang ada (DPMO) yang ditemukan pada proses pengelasan tersebut. Banyaknya jumlah kejadian cacat yang ditemukan pada proses pengelasan tersebut umumnya disebabkan oleh permasalahan metode, operator (man), lingkungan. Setelah Melalui penerapan metodologi six sigma dan melakukan implementasi, didapatlah penurunan persentase cacat sebesar 4,3%. Yang sebelumnya 17% menjadi 12,7% dan peningkatan tingkat sigam sebesar 3,35 serta penurunan DPMO sebesar 25340. Peningkatan tersebut dapat diwujudkan dengan memberikan usulan-usulan perbaikan, dimana beberapa diantaranya adalah pembuatan prosedur standard operasai ( SOP ), pelaksanaan 5P, dan membuatform disposition List
I Improving the quality of the products produced is something that absolutely needs to be done by every company to be able to compete in this increasingly competitive era. This quality improvement is also required for finished products produced by the spot assembly nuts process (welding process) using the DIE JIE KVA machine. In this process improvement, it is carried out using six sigma stages known as DMAIC (Define-Measure-Analyze-Improve-Control), in which each stage uses various combinations of methods or tools, both quantitative and qualitative in nature. reviewed briefly, flexibly and accurately based on actual data. This study aims to identify and analyze the problems that occur in the production process in Bracket Box 1, as well as provide suggestions for improvements to minimize product failures / defects and implement the given proposals using FMEA (Failure Mode and Effect Analyze) analysis. based on research results, semi-finished products to finished products produced by PT. Subur Djaja Teguh identified that the defect in the Bracket Box 1 product at PT. Subur Djaja Teguh before the proposed improvement and implementation was given the highest percentage of defects with an average of 17%, especially attribute defects in the welding section with a sigma level of 3.33 sigma which indicates there are still around 33936 defects in one million possibilities (DPMO ) found in the welding process. The large number of defects found in the welding process is generally caused by problems with the method, operator (man), and the environment. After going through the application of the six sigma methodology and implementing it, it was found that the percentage of defects decreased by 4.3%. The previous 17% to 12.7% and an increase in the level of alertness by 3.35 and a decrease in DPMO by 25340. This increase can be realized by providing improvement proposals, some of which are the making of standard operating procedures (SOP), implementation of 5Ps, and make a form disposition list