Perencanaan prasarana sanitasi lingkungan di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara
D Data BPS Kecamatan Penjaringan tahun 2020 jumlah penduduk sebesar 321.802 ribu jiwa. Pada tahun 2021 jumlah penduduk sebesar 355.000 ribu jiwa. Peningkatan jumlah penduduk ini akan menyebabkan terjadinya permasalahan sanitasi, terutama limbah padat dan limbah cair yang dihasilkan oleh warga. Pada daerah Kecamatan Penjaringan banyak masyarakat yang membuang limbah sampahnya secara sembarangan yang akan menyebabkan penyebaran penyakit oleh lalat yang hinggap pada penumpukan limbah sampah di wilayahnya. Lokasi padat penduduk yang terpilih yaitu Kelurahan Penjaringan karena kelurahan ini memiliki kepadatan penduduk yang paling tinggi yaitu sebesar 28.626,81 jiwa/km2, jumlah masyarakat yang tinggal di daerah tidak tertata (kumuh) yang tinggi yaitu sebesar 3.560 bangunan dan keluarga, dan kasus penyakit yang disebabkan oleh lingkungan tidak sehat yang paling tinggi yaitu sebesar 31 Kasus DBD dan 1999 Kasus diare. Metode yang dipakai dalam perencanaan ini dalam penyebaran kuesioner adalah deskriptif analitif dengan metode proportionate random sampling. Kuesioner mempunyai responden sebanyak 123 responden. Pengambilan sampel sampah menggunakan metode stratified random sampling 45 sampel. Sebanyak 96% mempunyai wadah sampah indoor, tetapi tidak memiliki wadah di depan rumahnya sehingga terjadi penumpukan sampah di depan rumahnya, sementara pengetahuan masyarakat mengenai sampah juga masih kecil sebesar 64% sehingga banyak yang membuang sampah secara sembarangan. Lokasi prioritas perencanaan terdapat pada RW 10, Kelurahan Penjaringan dikarenakan menurut penyebaran kuesioner terdapat kasus diare terbanyak yaitu sebanyak 4 kasus. Solusi yang tepat untuk lingkungan ini adalah merencanakan 1 wadah sampah komunal berkapasitas 660 liter dan bank sampah untuk mereduksi sampah yang dihasilkan masyarakat sehingga penyebaran penyakit yang disebabkan oleh lalat akan berkurang.
A According to BPS for Penjaringan District for 2020 has a population of 321,802 thousand people. In 2021 the population will be 355,000 thousand people. This increase in population will cause sanitation problems, especially solid waste and liquid waste generated by residents. In the Penjaringan District area, many people dispose of their waste carelessly which will cause the spread of disease by flies that land on the accumulation of waste in their area. The densely populated location chosen was Penjaringan Village because this urban village has the highest population density, namely 28,626.81 people/km2, the number of people living in unorganized (slum) areas is high, namely, 3,560 buildings and families, and cases of disease that caused by an unhealthy environment, the highest was 31 cases of DHF and 1999 cases of diarrhea. The method used in this planning in distributing the questionnaires is the Slovin method and followed by a proportionate random sampling technique. The questionnaire has 123 respondents. Garbage sampling using stratified random sampling method 45 samples. As many as 96% have indoor trash containers, but do not have containers in front of their houses resulting in accumulation of garbage in front of their houses, while the community\\\'s knowledge about waste is also still low at 64% so many dispose of waste indiscriminately. The planning priority location is in RW 10, Penjaringan Village because according to the distribution of questionnaires there are the most cases of diarrhea, namely 4 cases. The right solution for this environment is planning 1 communal trash container with a capacity of 660 liters and a waste bank to reduce the waste generated by the community so that the spread of diseases caused by flies will be reduced.