Faktor-faktor risiko terjadinya carpal tunnel syndrome (CTS) pada dokter gigi : kajian pada dokter gigi praktik di pusat kesehatan masyarakat kabupaten Tangerang, Banten
L Latar belakang: Carpal tunnel syndrome (CTS) adalah salah satu musculoskeletaldisorder (MSD) yang paling umum pada dokter gigi. Pekerjaan dengan gerakanfleksi dan ekstensi berulang dari articulatio radio carpea dapat meningkatkanrisiko CTS. CTS juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor individu (usia, jeniskelamin, indeks massa tubuh, riwayat penyakit), karakteristik pekerjaan (lamakerja), dan faktor kerja psikososial. Pentingnya mengukur kekuatan genggamantangan sebagai faktor motorik dalam terjadinya CTS. Tujuan: Untuk mengetahuifaktor risiko terjadinya CTS pada dokter gigi. Metode: studi kasus-kontrol dalampopulasi di wilayah studi epidemiologi. Dokter gigi praktek di pusat kesehatankabupaten Tangerang, Banten. 27% Dokter gigi dalam populasi memiliki keluhanCTS. Kasus adalah dokter gigi berusia 25-60 tahun dengan keluhan CTS (n = 18).Kontrol adalah dokter gigi tanpa keluhan CTS (n = 47). Kasus dan kontrol memilikipekerjaan dan intensitas yang sama. Observasi postur kerja posisi articulatio radiocarpea, kekuatan genggaman tangan, indeks massa tubuh (IMT) dan kuesionerindividual yang terdiri dari jenis kelamin, usia, masa kerja, lama kerja (jam/hari).Hasil: Dalam analisa regresi logistik, dua variabel risiko mempengaruhi CTS.Untuk setiap kenaikan indeks massa tubuh (p 0,010) dan kekuatan genggamantangan (p 0,000), risiko meningkat sebesar 3% dan 5% (odds ratio (OR) 0,02; 0,01)dengan interval kepercayaan 95% (95% CI 0,001- 0,392; 0,000-0,095).Kesimpulan: Faktor risiko yang mempengaruhi CTS adalah indeks massa tubuhdan kekuatan kekuatan genggaman tangan.
B Background: Carpal tunnel syndrome (CTS) is one of the most commonMusculoskeletal disorders (MSD) among dentists. The prolonged work followedby the repeated flexion and extension movement at the articulatio radio carpeacould enhance the risk of CTS. Furthermore, CTS can be triggered by the exposureof several individual factors (including age, sex, body mass index, and history ofillness), work characteristics referring to length of work, and psychosocial workfactors. Measuring the handgrip strength an important role as motoric factors inpromoting the occurrence of CTS. Objective: To determine the risk factors of CTSin dentists. Method: a case-control study in a population of the epidemiology studyarea. Dentists whose daily practice at community health centre, Tangerang, Banten.27% of dentists in the population have complained about CTS. The case groupincluded a dentist at the age of 25-60 years old whose CTS complaints (n = 18).Whereas, the control group included a dentist without CTS complaints (n = 47).Both groups have similar work and intensity. The working posture in articulatioradio carpea position, handgrip strength, body mass indeks (BMI) and individualquestioner including gender, age, working experience, working length (hours/day)have been observed. Results: In the logistic regression model, two risk variablesaffected occurrence CTS. Every single improvement in BMI (p 0.010) and thehandgrip strength (p 0.000) cause an increased risk as much 3% and 5%respectively (odds rasio (OR) 0,02; 0.01) and 95% of confidence interval (95% CI0.001- 0.392; 0.000-0.095). Conclusion: This findings indicated that the body massindeks (BMI) and handgrip strength may lead to CTS.Keywords: dentist, MSD, carpal tunnel syndrome, risk factors, Indonesia