Penyisihan logam tembaga (Cu) dalam air limbah sablon menggunakan adsorben sabut kelapa (Cocos nusiferay)
A Air limbah sablon di Jl. Krendang Timur berpotensi mencemari lingkungan karena langsung dialirkan/dibuang ke saluran drainase tanpa pengolahan terlebih dahulu dan mengandung ion logam berat. Parameter yang paling terlihat adalah warna karena penggunaan pewarna. Salah satu teknologi untuk menghilangkan logam tembaga (Cu) dan zat warna adalah adsorpsi, dan sabut kelapa sangat potensial sebagai adsorben karena mengandung selulosa. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan sabut kelapa dalam meninjau kecepatan pengadukan dan waktu kontak pada penghilangan logam tembaga (Cu) dan zat warna dalam sistem batch menggunakan alat jartest untuk mengatur kecepatan pengadukan dan dianalisis dengan menggunakan AAS dan Spektrofotometer Uv-Vis. Persiapan pembuatan adsorben sabut kelapa dimulai dari pengovenan kemudian diaktivasi dengan menambahkan larutan H2SO4 10%. Pada proses adsorpsi, variasi berat adsorben 5 gr, 10 gr, 15 gr, 20 gr dan 25 gr sabut kelapa aktif ditambahkan ke dalam air limbah dan diaduk dengan variasi kecepatan pengadukan 50 rpm, 100 rpm, 150 rpm, 200 rpm, 250 rpm dan variasi waktu kontak 30 menit, 60 menit, 90 menit, 120 menit dan 150 menit. Hasil yang diperoleh pada setiap 5 variasi kecepatan pengadukan, 5 variasi waktu kontak dan 5 variasi berat adsorben menyatakan bahwa sabut kelapa mampu mengadsorp logam tembaga (Cu) dengan rata-rata efisiensi penyisihan sebesar 99% dan zat warna sebesar 98% dengan nilai konsentrasi air limbah sebesar 0,0139 mg/L yang telah memenuhi baku mutu. Model isoterm adsorpsi menggunakan Freundlich dan kinetika orde dua dimana nilai R2 mendekati 1. Penelitian tersebut membuktikan bahwa sabut kelapa aktif dapat menjadi adsorben air limbah pada pewarna tekstil.
W Wastewater from print screen on Jl. Krendang Timur is potential to pollute the environment because is it directly channeled/disposed of into drainage channel without prior treatment and it contains heavy metal ions. The most visible parameter is color due to dye usage. One technology to remove copper metal (Cu) and dye is adsorption, and coconut coir is very potential as an adsorbent since its contents of cellulose. This study aims to examine the ability of coconut coir in review of mixing speed and contact time of removing copper metal (Cu) and dye removal in a batch system using jartest device to adjust the mixing speed and analyzed using AAS and Uv-Vis Spectrophotometer. Preparation for making coconut coir adsorbent starts from oven and then activated by adding 10% H2SO4 solution. In adsorption process, adsorbent weigh variations of 5 gr, 10 gr, 15 gr, 20 gr and 25 gr of activated coconut coir was added into the wastewater and mixed with speed variation of 50 rpm, 100 rpm, 150 rpm, 200 rpm, 250 rpm and contact time variation of 30 minutes, 60 minutes, 90 minutes, 120 minutes and 150 minutes. The results obtained for every 5 variations of mixing speed and 5 variations of contact time indicated that coconut coir was able to adsorp copper metal (Cu) with an average removal efficiency of 99% and dye of 98% with a wastewater concentration value of 0.0139 mg / L which has met the quality standard. Adsorption isotherm model using Freundlich and second order kinetics where the value of R2 is close to 1. The study proves that activated coconut coir could be an adsorbent for wastewater in textile dyes.