Efektivitas antibakteri nano kitosan pada derajat deasetilasi dan konsentrasi berbeda terhadap streptococcus mutans in vitro (Laporan Penelitian)
B Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, prevalensi karies dan kerusakan gigi di Indonesia baik pada anak anak, dewasa, maupun orang tua cukup tinggi. Beberapa penelitian telah dikembangkan untuk mencari senyawa antibakteri dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme, terutama Streptococcus mutans sebagai bakteri penyebab karies. Dalam perkembangannya, telah ditemukan suatu senyawa yang disebut kitosan. Kitosan merupakan turunan dari kitin yang banyak ditemukan dalam eksoskeleton krustaceae seperti udang, rajungan, dan kepiting. Kitosan memiliki sifat biokompabilitas, biodegradabilitas, dan tidak beracun, sehingga merupakan senyawa serbaguna masa depan yang ramah. Selain itu, kitosan dikenal sebagai bahan yang memiliki aktivitas antimikrobial, termasuk pada Streptococcus mutans. Untuk meningkatkan efektifitas dari kitosan, maka dilakukan modifikasi fisik kitosan menjadi nano partikel atau biasa disebut nano kitosan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji efektifitas antibakteri nano kitosan terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode dilusi cair, dengan masing-masing kelompok derajat deasetilasi (89% dan 93%) dan berbagai konsentrasi (90%, 45%, 22,5%, 11,25%, 5,625%, 2,812%, 1,406% ,0,703%, 0,351%, 0,175%), diinkubasi selama 2x24 jam. Hasil penelitian menunjukkan KHM dan KBM nano kitosan terhadap Streptococcus mutans. KHM dan KBM nano kitosan DD 89% dan 93% masing-masing terdapat pada konsentrasi 45% dan 22,5%. Terdapat perbedaan kemampuan nano kitosan menghambat Streptococcus mutans pada derajat deasetilasi yang berbeda, namun secara statistik tidak menunjukkan adanya perbedaan. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa nano kitosan mampu bersifat bakterisid terhadap Streptococcus mutans.
B Based on data from the Ministry of Health Republic of Indonesia, the prevalence of caries and tooth decay in Indonesia, both in children, adults, and the elderly is quite high. Several studies have been developed to search for antibacterial compounds in inhibiting microorganisms, particularly Streptococcus mutans as a caries-causing bacteria. During its development, has found a compound is called chitosan. Chitosan is derived from chitin found in the exoskeletons of many krustaceae such as shrimp and crab. Chitosan has the properties of biocompatibility, biodegradability, and non-toxic, so it is a future multipurpose compound. In addition, chitosan is known as a material that has antimicrobial activity, including in Streptococcus mutans. To increase the effectiveness of chitosan, necessary to modify the physical of chitosan into nano particles or called nano chitosan. This research used to see inhibition of nano chitosan to Streptococcus mutans. It was tested by liquid dilution methode with different deacetylation degree (89% and 93%) and diluted in some consentrations of the 90%, 45%, 22,5%, 11,25%, 5,625%, 2,812%, 1,406% ,0,703%, 0,351%, 0,175%. The results showed MIC and MBC nano chitosan to Streptococcus mutans. MIC and MBC of nano chitosan DD 89% and 93%, respectively present in concentrations of 45% and 22.5%. There are differences in the ability of nano chitosan inhibits Streptococcus mutans on different deacetylation degrees, but statistics do not show any differences. Based on this study, it can be concluded that nano chitosan is bactericide for Streptococcus mutans.