DETAIL KOLEKSI

Perancangan cultural center di kota Jimbaran dengan pendekatan arsitektur eco-culture


Oleh : Vania Puspita Quinnelita

Info Katalog

Penerbit : FTSP - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2022

Pembimbing 1 : Dedes Nur Gandarum W

Pembimbing 2 : Dwi Rosnarti

Subyek : Art museums - Bali - Designs and plans

Kata Kunci : eco-culture, Bali, cultural center, sustainable architecture.

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2022_TA_SAR_0520017000124_Halaman-judul.pdf
2. 2022_TA_SAR_0520017000124_Lembar-pengesahan.pdf
3. 2022_TA_SAR_0520017000124_Bab-1_Pendahuluan.pdf 6
4. 2022_TA_SAR_0520017000124_Bab-2_Perumusan-model-perancangan.pdf
5. 2022_TA_SAR_0520017000124_Bab-3_Konsep-programatik.pdf
6. 2022_TA_SAR_0520017000124_Bab-4_Perancangan-skematik.pdf
7. 2022_TA_SAR_0520017000124_Bab-5_Pengembangan-rancangan.pdf
8. 2022_TA_SAR_0520017000124_Daftar-pustaka.pdf
9. 2022_TA_SAR_0520017000124_Kesimpulan.pdf
10. 2022_TA_SAR_0520017000124_Lampiran.pdf

P Perancangan Cultural Center di Jimbaran ini dilatarbelakangi oleh Sayembara yang dikemukakan oleh Jimbaran Hijau dan didukung oleh IAI, dengan tujuan melestarikan budaya Indonesia, dengan memanfaatkan lokasi Pariwisata untuk menarik pengunjung. Lokasi perancangan berada di Jalan Karangmas, Jimbaran, Bali. Lebih tepatnya pada koordinat 8°47'33.6"S 115°08'53.3"E. Tujuan dari perancangan ini adalah menghasilkan rancangan desain Cultural Center di Jimbaran berdasarkan KAK Sayembara Jimbaran Hijau, yang berfungsi untuk mewadahi kegiatan pelatihan, pendidikan, dan pelestarian budaya nusantara dengan menggunakan pendekatan arsitektur eco-culture. Eco-Culture, sebagai konsep, memiliki lima prinsip desain yang dikategorikan menjadi 1) image of space, diartikan sebagai kesan ruang dalam pembetukannya meliputi tata masa bangunan, 2) source of environmental knowledge, pembelajaran fenomena alam dan lingkungan untuk mengenal kebudayaan setempat, 3) buildings image, atau citra bangun dengan identitas dan kesan visual bangunan, 4) technologies, merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kreasi, metode dan material yang hubunggan dengan masyarakat dan lingkungan, 5) idealized concept of place, hubungan secara berkelanjutan dengan lingkungan dan budaya sekitar. Dengan lokasi yang berada di Bali, dan syarat KAK yang mengharuskan adanya implementasi Sanga Mandala, perancangan Cultural Center ini tentunya menjadi suatu rencana yang menarik. Metode yang digunakan adalah proses analisis melalui elemen-elemen perancangan kota milik Hamid Shirvani dan elemen perancangan Kathryn H. Anthony yang dibantu dengan adanya pengambilan data melalui teori, peraturan, dan preseden sehingga menghasilkan kriteria desain, konsep perancangan, gambar skematik, dan pengembangan rancangan. Konsep Eco-Culture pada rancangan ini terlihat pada penggunaan material lokal Bali, penggunaan pembagian zoning dengan Sanga Mandala.

T The design of the Cultural Center in Jimbaran was motivated by a competition proposed by Jimbaran Hijau and supported by IAI, with the aim of preserving Indonesian culture, by utilizing tourism locations to attract visitors. The design location is on Jalan Karangmas, Jimbaran, Bali. More precisely at coordinates 8°47'33.6"S 115°08'53.3"E. The purpose of this design is to produce a Cultural Center design in Jimbaran based on the Term of Reference provided by Jimbaran Green Competition, which functions to accommodate training, education, and cultural preservation activities of the archipelago using an eco-culture architectural approach. Eco-Culture, as a concept, has five design principles which are categorized into: 1) image of space, defined as the impression of space in its formation including the building period, 2) source of environmental knowledge, learning natural and environmental phenomena to get to know local culture, 3) buildings image, or the image of waking up with the identity and visual impression of the building, 4) technologies, is a science related to creations, methods and materials that are related to society and the environment, 5) idealized concept of place, a sustainable relationship with the surrounding environment and culture . With the location in Bali, and the Term of Reference requirements that require the implementation of Sanga Mandala, the design of this Cultural Center is certainly an interesting plan. The method used is the analysis process through Hamid Shirvani's urban design elements and Kathryn H. Anthony's design elements assisted by data collection through theories, regulations, and precedents to produce design criteria, design concepts, schematic drawings, and design development. The Eco-Culture concept in this design can be seen in the use of local Balinese materials, the use of zoning division with Sanga Mandala.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?