Analisa hubungan konsentrasi emisi gas buang Oksida Nitrogen dan karbon monoksida dari kendaraan bermotor dengan lingkungan di Kota Bandung
E Emisi gas buang kendaraan bermotor merupakan unsur utama terjadinya pencemaran udara terutama di kota-kota besar di Indonesia pada saat ini. Pertambahan jumlah kendaraan yang cukup tajam seiring dengan tingkat pertumbuhan ekonomi nasional menyebabkan kota-kota besar di Indonesia menerima beban polusi udara yang sangat tinggi yang tentu saja berpengaruh cukup besar bagi tingkat kesehatan, kenyamanan, dan keselamatan masyarakat yang tinggal di kota tersebut.' Dalam penelitian ini terbagi dalam dua kelompok utama yaitu polutan dan kendaraan. Dari kelompok polutan dilakukan pengukuran terhadap konsentrasi N02, NOx. dan CO di delapan ruas jalan di kawasan kota Bandung selama 8 jam sehari dari tanggal 1-8 Oktober 2001. Pengukuran dilakukan langsung hanya disekitar sisi jalan (road side) dengan harapan tingkat polusi yang terjadi benar-benar berasal dari kendaraan berrnotor, Sedangkan dari kelompok kendaraan dilakukan perhitungan terhadap jumlah kendaraan yang melintasi lokasi pengukuran di kawasan kota Bandung dan diklasifikasikan berdasarkan lima jenis kendaraan. Alat yang digunakan untuk mengukur NOx adalah NOx analyzer, model GLN-32 menggunakan metoda chemiluminescense. Sedangkan untuk parameter CO memakai alat CO analyzer model GIA-72 menggunakan metoda NDIR. Kedua alat tersebut terkait secara kompak didalam sebuah truk MULPU. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan analisa statistik, kemudian juga menggunakan persamaan Gauss untuk sumber garis. Analisa dilakukan dengan anggapan hubungan antara variabel bersifat linier. Hasil pengukuran dan perhitungan akan dibandingkan dengan baku mutu menurut KEP-03/MENKLH/i/1991 untuk parameter NOx dan PP No. 41 tahun 1999 untuk parameter N02 dan CO.Dari hasil pengukuran diketahui bahwa konsentrasi tertinggi untuk parameter N02 terletak di terminal Cicaheum (0.038 ppm) dan konsentrast terendah terletak di JI. Sarijadi (0.010 ppm). Konsentrasi tertinggi untuk parameter NOx terletak di terminal Cicaheum (0.085 ppm) dan yang terendah terletak di JI. Sarijadi (0.017 ppm). Sedangkan konsentrasi CO tertinggi terletak di terminal Cicaheum (5.037 ppm) dan konsentrasi CO terendah terletak di JI. Sarijadi (1.681 ppm). Semua hasil pengukuran kemudian di konversikan menggunakan rumus Canter untuk membandingkan denqan baku mutu. Dari hasil konversi nilai pengukuran diketahui bahwa untuk paremeter N02 dan CO masih dibawah baku mutu yang telah ditentukan, untuk parameter NOx terdapat enam lokasi yang telah melewati baku mutu. Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa volume kendaraan berbahan bakar bensin berpengaruh secara signifikan (dibawah 0.05) terhadap konsentrasi pencemar udara baik N02, NOx. maupun CO di lapangan. Dan bila memperhatikan nilai R Square (R2) maka dapat diketahui bahwa volume kendaraan berpengaruh cukup kuat, hal ini dapat dilihat dari nilai R2 yang lebih dari 0.5 terhadap konsentrasi pencemar udara di lapangan.Hasil Perhitungan dengan menggunakan persarnaan Gauss menghasilkan nilai yang berbeda dengan konsentrasi parameter udara hasil pengukuran. Hal tersebut terjadi dikarenakan faktor emisi yang diasumsikan sama, fenomena-fenomena reaksi kimia dari polutan yang tidak diperhitungkan, faktor diluar kendaraan seperti pembakaran sampah, dispersi dari polutan yang tidak stabil karena terdapat gangguan dari berbagai obyek, misalnya : bangunan yang ada di kanan-kiri ruas jalan, kecepatan kendaraan, dan lain-lain.Dari hasil pengukuran dapat diambil kesimpulan bahwa pola kecenderungan konsentrasi polutan lapangan dan perhitungan adalah meningkat terhadap volume kendaraan. Untuk konsentrasi NOx terdapat enam lokasi yang telah melewati baku mutu, sedangkan parameter N02 dan CO belum melewati baku mutu untuk seluruh lokasi pengukuran. Pemeriksaan dan perawatan kendaraan secara berkala, - perlunya stasiun pemantau udara, adanya alat untuk mencegah/mengurangi polutan berbahaya keluar dari emisi kendaraan bermotor, penggunaan BBM alternatif/ramah lingkungan, dan pembatasan tahun kendaraan merupakan beberapa saran yang dapat dilakukan.
E Emission of exhaust gas from motorized vehicle is the major source of air pollution particularly in large city in Indonesia. Increasing on vehicle number followed by national economic growth was resulted the large city in Indonesia get heavy load of air pollution that has significant impact such as for healthy, pleasure and public safety.The research was divided into two major groups namely pollutant and vehicle. In pollutant group,it was measured for concentration of N02, NOx, and CO in eight road nodes in Bandung city for 8 hours a day started from 1 - 8 October 2001. The measurement was conducted only in roadside, expected that the actual pollution only comes from vehicle. While for vehicle group, it was calculated regarding of number of vehicle that pass through measurement location in Bandung City and classified into five type of vehicle. The instrument to measure NOx is NOx analyzer, Model GLN-32 using chemiluminescence's method. While the measurement of CO is used CO analyzer, model GIA-72 using NDIR methods. The instruments located at MULPU truck. The collected data was analyzed using statistical analysis and gauss equation for line source. Analysis was conducted by an assumption relationship among linier variable. Measurement and calculation result would compared with quality standard refer to KEP-03/MENKLH/1/1991 for parameter NOX and PP No. 41, 1999 for parameter N02 and CO.The result indicated that the highest concentration for N02 is in Cicaheum terminal (0.038 ppm) while the lowest concentration is at JI. Sarijadi (0.010 ppm). The highest concentration for parameter NOx is in Cicaheum (0.085 ppm) while the lowest at JI. Sarijadi (0.017 ppm). The highest concentration for parameter Co found at Cicaheum (5.037 ppm) while the lowest at JI. Sarijadi (1.681 ppm). Whole calculation result converted using Canter formula to be compared with quality standard. On the basis of conversion value, the parameter of N02 and CO is still below than quality standard, while for parameter NOx, there is six locations that show value higher than quality standard. On the basis of statistical analysis, volume of vehicle (using gasoline fuel) has significant effect (below 0.05) than concentration of air pollutant such as N02, NOx and CO. Due to the R2 value, it was found that vehicle volume has significant effect ( R2 > 0.5) on concentration of air pollutant.Calculation result using Gauss equation indicated different air pollutant concentration compared with measurement result. The reason is assumption that emission factor is equal, phenomenon of chemical reaction from pollutant not considered, other factor such as waste burning, dispersion of unstable pollutant because interfere with some object such as building, vehicle velocity, and other.The conclusion is trend pattern of pollutant concentration both in the field and calculation is increasing on vehicle volume. For concentration of NOx, there are six locations with value higher than quality standard, while parameter N02 and CO still below for all location. Regularly inspection and maintain of vehicle, requirement for air pollutant station, devices to eliminate hazard pollutant form the emission, using BBM alternative/environment friendly and limitation on vehicle is recommendation for the research.